Peralihan Musim di Mojokerto, Awas Potensi Cuaca Buruk dan Curah Hujan Tinggi
Hujan turun di wilayah Pacet beberapa minggu lal-Fio Atmaja-
Mojokerto, mojokerto.disway.id - Peralihan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan mulai berlangsung. Potensi hujan mulai muncul seiring memasuki musim pancaroba.
Saat ini, hawa panas memang masih berembus ketika siang, tapi sorenya awan mulai menghiasi langit Bumi Majapahit.
"Biasanya berakhirnya puncak kemarau berarti semakin dekat musim pancaroba datang," ucap Kepala Bidang dan Kedaruratan BPBD kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Jum'at (10/11/2023).
Saat ini di beberapa wilayah Kabupaten Mojokerto terjadi hujan, namun hujan dengan intensitas sedang. Sedangkan prediksi dari BMKG Mojokerto mulai hujan tinggi sekitar bulan Desember, dan Januari 2024.
Menurutnya, peralihan musim kemarau ke hujan memiliki beberapa potensi cuaca buruk yang harus diwaspadai masyarakat.
"Kami akan memberikan imbauan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk lebih memperhatikan keberadaan fungsi saluran air sebelum memasuki puncak musim penghujan. Termasuk menebang pohon lapuk yang berisiko tumbang,’’ katanya.
Khakim menjelaskan setidaknya ada 5 titik kecamatan berpotensi rawan bencana saat musim hujan. Kecamatan Pacet, Trawas, Ngoro, Gondang, dan Jatirejo.
"Kami sudah berproses dengan sejumlah stakeholder terkait pencegahan kejadian alam dan berupaya melakukan mitigasi kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi," bebernya.
Potensi bencana saat musim hujan di Kabupaten Mojokerto sering kali terjadi banjir bandang, pohon tumbang, angi kencang, dan longsor. Namun demikian, ada hal yang perlu diwaspadai saat musim hujan datang. Yakni, munculnya ular ke permukaan.
Menjelang peralihan musim kemarau ke hujan, pihaknya juga mengimbau kepada warga untuk tidak beraktivitas di dasar kali di Kabupaten Mojokerto atau seputaran bantaran."Debit air sewaktu - waktu bisa berpotensi naik karena kondisi diatas hujan," tambahnya.
Selama musim kemarau, beberapa gunung di Kabupaten Mojokerto juga mengalami kebakaran, mulai Gunung Penanggungan, Welirang, dan Gugusan Gunung Anjasmaro yang tidak menutup kemungkinan.
"Tegakan di lereng gunung semakin minim karena karhutla. Dampaknya, tingkat resapan dan ketahanan tanah terhadap air tak maksimal. Dengan kata lain, potensi banjir dan tanah longsor semakin tinggi saat musim penghujan" tandasnya. (*)
Sumber: