Ucup : Daripada Berkelahi, Enak Ikut Lomba
Ucup bersama pengasuh Vila Doa Yatim Sejahtera, H Mukhammad Mukhiddin dan Sutik, usai meraih medali dalam Kejurprov IBCA MMA Jatim 2025 di Tuban-dok Vila Doa Yatim Sejahtera for Disway Mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Di balik torehan prestasi di bidang olah raga tarung bebas, Kejurprov IBCA MMA 2025 di Tuban itu, ada banyak cerita ideologis. Prestasi membanggakan itu lahir dari sebuah keinginan agar mereka tak dianggap sebagai anak-anak yang tak memiliki kemampuan dan prestasi.
Pengasuh Vila Doa Yatim Sejahtera, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, H MUkhammad Mukhiddin, mengatakan, selama ini anak-anak yatim yang ditampung di panti asuhan kerap dianggap sebagai anak-anak nakal karena minimnya asuhan dari orang tua. Stigma itulah yang ingin dihapus dan mengubahnya dengan menunjukkan prestasi yang bisa diraih anak-anak panti.
Karena itu, dia berusaha mengarahkan bakat dan kemampuan anak-anak di Vila doa Yatim Sejahtera untuk mengikuti kegiatan yang positif. Mukhiddin pun menghubungi pelatih, Saiful Bachar, dan memintanya melatih anak-anak di Vila Doa Yatim Sejahtera.

Ucup, kaos merah nomor 2 dari kanan, bersama anak-anak Vila Doa Yatim Sejahtera dan pelatih dalam Kejurprov IBCA MMA JAtim 2025 di Tuban-dok Vila Doa Yatim Sejahtera for Disway Mojokerto-
Beberapa anak kemudian diarahkan untuk mengikuti latihan dan diberi fasilitas sesuai kebutuhannya. ‘’Alhamdulillah pelatih berkenan dan semangat melatih anak-anak. Anak-anak juga senang berlatih dan ada pelatihnya,’’ paparnya.
Dan, salah satu yang ikut latihan adaah Yusuf Putra Vila, anak berusia 8 tahun itu sangat aktif ikut latihan dan menunjukkan kemauan besar. Mukhiddin menuturkan, Ucup, panggilan akrabnya, selama ini tinggal di vila dan memiliki harapan besar atas hidupnya.
Disebutkan, Ucup tinggal di Vila Doa Yatim Sejahtera sejak usia 1 tahun setelah dikirim ke vila oleh relawan social. ‘’Jadi selama ini dia juga tidak mengenal siapa orang tuanya, kami menganggap semua anak di sini seperti anak sendiri,’’ tutur Muhammad Mukhiddin.
Yusuf dan anak-anak lain di tempat itu juga diajarkan melindungi dan menjaga teman-temannya sesama penghuni Vila Doa Yatim Sejahtera. Mereka diajari dan dididik mengenali dan memperlakukan sesama penghubuni sebagai saudara.
Sejauh ini, Ucup gigih berlatih untuk menjadi petarung. Dan dia pun merasakan manfaat dari latihan beladiri itu. ‘’Dari pada berkelahi, enak ikut lomba saja. Saya ingin punya prestasi bersama teman-teman di vila,,” ucap anak bertubuh mungil itu polos, saat ditanya tentang prestasinya.
BACA JUGA:Akibat Selip, Mobil Toyota Alami Kecelakaan Tunggal di Tol Jombang Mojokerto
Melihat semangat anak-anak di Vila Doa Yatm Sejahtera berlatih beladiri, Mukhiddin yakin anak-anak Vila Doa Yatim Sejahtera bisa meriah prestasi. Ia menyadari, berangkat dari sebuah persoalan sosial. Anak-anak yatim sebelumnya tanpa perhatian dari orang tua ini memiliki persoalan yang beragam.
Dari sinilah kerap muncul tindakan atau perilaku anak yang cenderung ke arah negatif. ”Sejak awal saya yakin, jika diarahkan secara baik, mereka bisa menorehkan prestasi dan miliki keunggulan masing-masing,” bebernya.
Terbukti, dengan latihan rutin, anak-anaknya ini bisa masuk ke ring hexagon dengan prestasi permulaan yang cukup gemilang. ‘’Ini menjadi awal agar bisa mereka masuk di event lebih tinggi nantinya,’’ harapnya.
Mukhididin juga menanamkan bahwa mereka ini adalah tim, dan olahraga beladiri ini juga untuk menumbuhkan kesetiakawanan dan kekeluargaan. ‘’Kami juga mendidik agar mereka juga menghormati lawan dan memahami ini hanya sebuah pertandingan. Selesai bertanding, mereka harus berpelukan dengan lawan,” papar pria yang sudah merawat anak-anak yatim sejak tahun 2009 ini.
BACA JUGA:Jalan Alternatif Pacet-Batu via Cangar Kembali Dibuka Pasca Longsor
BACA JUGA:Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Menyerahkan Bantuan Rp3,8 Miliar untuk Korban Bencana Aceh
Tak hanya bertanding di ring, ia juga mengajarkan anak-anak untuk meraih prestasi di bidang lain dan berharap segala kemampuan anak-anaknya ini bisa tersalurkan. ”Di bidang kesenian dan budaya, anak-anak juga kami ajari hadrah,’’ tuturnya.
Bahkan di sekolah PAUD Ruhul Amin, di Pacet, yang didirikan bersama istrinya, Sutik, ada hari khusus siswa memakai seragam Adat Jawa. ‘’Selain seragam, mereka juga wajib menggunakan Bahasa Jawa di hari itu,” pungkasnya.
Sumber:
