Masker, Canula, dan Intoksikasi Oksigen

Minggu 08-10-2023,09:30 WIB
Reporter : Andung
Editor : Andung

 

 

Oleh : Dr dr Hisnindarsyah Sp.KL Subs.KT(K) M.Kes M.H, C.FEM, FISQua FRSPH *

 

Distribusi oksigen, dapat menggunakan berbagai media. Ada yang menggunakan udara bebas,  simple masker, masker  non rebreathing  ( masker berkantung resevoar)  dan nasal canula.

 

Nasal canula untuk ketercukupan Oksigen (O2) 30-40 %, Oksigen masker untuk ketercukupan Oksigen (O2) 40-60%, Masker non rebreathing untuk ketercukupan (O2) 60-80 % 

 

Penggunaan masker dan canula oksigen sebagai sarana support distribusi oksigen menyesuaikan dengan jenis penyelaman dan jenis chamber hiperbarik yang digunakan: monoplace, mobile atau multiplace. Serta tujuannya, untuk emergency, maintance atau kuratif. Sehingga memerlukan SOP tersendiri untuk hal tersebut.

 

Namun yang perlu diwaspadai adalah potensi intoksikasi oksigen yang terjadi. Karena hasil pertemuan UHMS 2018 masih menjadikan hal ini bagian penting diperhatikan untuk  Safety patient  dan  Quality Health Care . 

 

Intoksikasi oksigen dapat  terjadi pada tekanan lebih dari 1 atm, seberapa pun minimalnya peningkatan tekanan yang terjadi.

 

Oleh karena itu , para penyelam tempur dgn  scuba close circuit  dilarang menyelam lebih dari 10 m karena resiko terjadinya Oksigen (O2) intoksikasi. 

Jika penyelaman dilakukan lebih 14 meter, sesuai tabel navy 7 dan 8, maka durasi selam lebih pendek.

Kasus intoksikasi pada selam tempur terjadi karena penggunaan bypass closed circuit.yg hanya untuk kasus emergency saja seharusnya.

 

Intoksikasi Oksigen juga menimbulkan gejala ringan seperti penyempitan visual field sampai yg berat berupa konvulsi  atau kejang.

 

Sehingga untuk menanggulangi hal tersebut disarankan agar dilakukan tindakan ventilasi chamber dengan lebih sering.

 

Termasuk mewaspadai adanya kebocoran masker didalam chamber yang sering pada penggunaan nasal canula, masker simple yang sering berulang kali dipakai atau tehnik pemakaian masker yang salah yang menyebabkan kenaikan kadar O2 dalam chamber.

 

Intinya adalah sering2 lah melakukan ventilasi chamber untuk mengurangi penumpukan oksigen dalam chamber. (*)

 

 

*Penulis adalah dokter di RSPAL dr Ramelan Surabaya

Kategori :

Terkait