HUT ke 79 RI Tjiwi Kimia

Bupati Mojokerto Serahkan Penghargaan Kalpataru kepada LMDH Mitra Wana Sejahtera 2022

Bupati Mojokerto Serahkan Penghargaan Kalpataru kepada LMDH Mitra Wana Sejahtera 2022

LMDH Mitra Wana Sejahtera saat mendapat penyerahan penghargaan lingkungan hidup dari Bupati Mojokerto. (Foto : Fio Atmaja)-Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Lembaga Masyarakat Hutan Desa Hutan (LMDH) Mitra Wana Sejahtera di Dusun Jabung, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo menerima penghargaan pelestari fungsi lingkungan hidup 2022 kategori penyelamat lingkungan dari Bupati Mojokerto, Selasa (5/12/2023).

 

LMDH ini telah berhasil menunjukkan komitmen dan kreativitasnya dalam mengelola hutan secara lestari dan mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui berbagai kegiatan inovatif.

Atas perjuangannya dalam menjaga hutan dan kelestarian lingkungan LMDH Mitra Wana Sejahtera meraih penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Timur kategori penyelamat lingkungan.

Ketua LMDH Mitra Wana Sejahtera, Ahcmad Yani mengatakan, awalnya lembaga ini berisikan sekelompok masyarakat Dusun Jabung yang mempunya kepedulian terhadap kondisi lingkungan di sekitar mereka.


Ketua LMDH Mitra Wana Sejahtera, Ahcmad Yani. (Foto : Fio Atmaja)-Foto : Fio Atmaja-

Berangkat dari kesadaran akan pentingnya keseimbangan ekosistem  hutan yang menjadi sumber kehidupan mereka terancam oleh aktivitas tambang galian C dapat merusak ekosistem.

“Beberapa aktivitas biasanya kami lakukan yakni, melakukakan reboisasi dimana hutan - hutan gundul akan kita hijaukan lagi. Tentunya juga mencegah kepada orang –orang yang ingin mengekploitasi batuan andesit dan pasir yang berada di Lembah Selo Malang karena disitu menjadi daerah  - daerah sumber mata air,” ucap Yani, Selasa (5/12/2023).

LMDH ini sebagai wadah masyarakat untuk melindungi hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu upaya dilakukan LMDH Mitra Wana Sejahtera yakni melakukan advokasi dan kampanye untuk menolak tambang galian C di wilayah mereka.

Selain itu, LMDH Mitra Wana Sejahtera juga melakukan berbagai kegiatan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan meningkatkan produktivitas masyarakat. Beberapa kegiatan tersebut antara lain, pembuatan bibit tanaman hutan baik buah produktif ataupun kayu untuk reboisasi hutan.

Salah satu tanaman yang dibudidayakan yakni kaliandra, merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, seperti bahan baku briket batubara sebagai energi terbarukan, pakan ternak, dan vegetasi lebah.

Budidaya kacang mete, merupakan tanaman hutan memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat meningkatkan ketahanan pangan. Kacang mete juga memiliki nilai nabati yang baik untuk kesehatan dan kecantikan.

Budidaya alpukat, merupakan tanaman buah yang banyak diminati oleh masyarakat. Alpukat juga memiliki kandungan gizi baik untuk tubuh dan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan, seperti jus, selai, es krim, dan lain-lain.

Pengembangan produk unggulan, seperti madu dan wisata edukasi lebah. Madu merupakan hasil dari budidaya lebah madu yang dilakukan oleh LMDH dengan menggunakan tanaman-tanaman hutan sebagai sumber nektar. Wisata edukasi lebah merupakan kegiatan yang menawarkan pengalaman belajar tentang dunia lebah kepada pengunjung.

 Selain itu juga ada wisata River Tubbing Selo malang, wisata alam ini dulu dibuka oleh Gabungan Komunitas Pecinta Alam (Gakopen) tahun 2019. Dibukanya wisata alam ini memberi harapan besar bisa memberikan edukasi pemeliharaan hutan dengan tujuan menjaga dan melindungi kelestarian hulu DAS Brantas dan kawasan hutan lindung yang berada di perbatasan Malang dan Jombang.

 

Yani mengatakan, masyarakat Jabung mengharap secepat mungkin medapatkan legal standing terkait masalah tata kelolah hutan atau hak kelola masyarakat. Jadi ini perlu dikuatkan karena legal standing dalam kawasan hutan itu sangat penting agar tidak dapat diintervensi  pihak manapun.

Persoalan yang dihadapi adalah konflik teritorial antara masyarakat desa  dengan BUMN,  ‘’Sehingga besar harapan kami baik pemerintah pusat, daerah, desa, tentunya berkewajiban sebagai penengah atau pelindung bagi masyarakat yang mengelola hutan,’’ kata Yani.

Yani berharap pihaknya sesegera mungkin mendapat jawaban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait masalah pengajuan hutan kelola masyarakatyang sudah pernah diajukan namun belum terealisasi hingga saat ini.

Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan  penghargaan Ini merupakan upaya dari upaya pelestarian lingkungan.

"Lingkungan ini merupakan hal yang tidak bisa kita lepaskan bagaimana ketergantungan terhadap stabilitas lingkungan hidup serta sebetulnya produktivitas ekonomi kita sehari -  hari sehingga kemudian memberikan dampak kepada lingkungan hidup,’’ ungkap Bupati.

Menurutnya, penghargaan atas upaya yang telah dilakukan ini sebagian kecil, karena kalau berbicara lingkungan hidup tidak boleh satu pun tidak mengambil peran bagaimana memikirkan kelestarian lingkungan hidup.

Bupati mengungkapkan, masyarakat Mojokerto patut bersyukur karena daerah Mojokerto memiliki daerah resapan air hujan, kami punya mata air, mata air ini kemudian menjadi hulu dari sungai-sungai mengalir di dataran lebih rendah.

"Kami menjadi salah satu penyedia air bagi masyarakat di daerah Surabaya tidak semua daerah diberikan daerah resapan air yang sangat berpengaruh pada daerah lain. Karena itu kita harus mengupayakan menjaga daerah resapan air,’’ ungkapnya.

 

 

Sumber:

b