banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Peningkatan Suhu Air Sungai Brantas Picu Kepunahan Plankton dan Ikan

Peningkatan Suhu Air Sungai Brantas Picu Kepunahan Plankton dan Ikan

Tim Ecoton saat melakukan penelitian di area pembuangan limbah cair di sungai. -Dok. Ecoton-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Kajian Tim Peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) melakukan analisis terhadap kondisi air Sungai Brantas selama 20 tahun dari 1994 - 2024, hasilnya ditemukan adanya peningkatan suhu air hingga menyebabkan punahnya Plankton dan Ikan. 

Berdasarkan data BMKG dan NASA menunjukkan peningkatan suhu udara rata-rata yang terjadi di Indonesia selama 30 tahun terakhir meningkat sebesar 0,6oC derajat per - tahun. 

Dampak peningkatan suhu air suhu menyebabkan punahnya Plankton dan ikan di Sungai Brantas, diperlukan upaya penegakan hukum bagi industri pencemar dan masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai tempat sampah.

Peneliti Perubahan Iklim Ecoton Tasya Husna menjelaskan, buangan limbah cair tidak terkendali dari industri dan pemukiman warga menyebabkan penurunan kualitas air Sungai Brantas.


Presentase jenis plankton di Sungai Brantas (hilir) tahun 2024.-Dok.Ecoton-

"Polutan limbah cair menyebabkan peningkatan 10 kali lipat sumbangan emisi gas rumah kaca dari sungai ke atmosfer yang menyebabkan bumi makin panas, pemanasan bumi ini menyebabkan suhu air meningkat pada gilirannya mendorong kepunahan biota dalam air sungai," terangnya dalam keterangan tertulis diterima Disway Mojokerto, Rabu (5/6/2024).

Selam penelitian tersebut ditemukan 4 fakta terkait hubungan sungai dengan perubahan iklim dan sebaliknya. 

1. Kualitas Air Sungai Brantas Melebihi Baku Mutu 

Penelitian uji kualitas air dilakukan sepanjang 2024 oleh tim peneliti Ecoton membuktikan bahwa terdapat beberapa parameter melebihi baku mutu kualitas air Sungai Brantas berdasarkan PP No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tasya mengatakan, terdapat 6 parameter kualitas air Sungai Brantas area Gresik dan Surabaya melebihi dari baku mutu kualitas air sungai. 

“Pembuangan limbah dari berbagai industri dan aktivitas manusia di sekitar sungai menyumbang kandungan karbon (C) dan Nitrogen (N) dalam limbah menyebabkan peningkatan aktivitas mikroorganisme dalam membentuk gas rumah kaca seperti karbon dioksida, gas metana, dan dinitrogen oksida," bebernya. 

Gas-gas terbentuk ini akan terlepas dari sungai dan berkumpul di atmosfer yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. 


Trend Kenaikan suhu 1994 hingga 2024. Pada tahun 2024 air sungai Brantas mencapai suhu terpanas sebesar 340C. Padahal pada periode 1994-2004 Suhu terpanas 29.60C dan periode 2007-2013 suhu terpanasnya 29.45.-Dok. Ecoton-

2. Kenaikan suhu Sungai Brantas seiring dengan peningkatan suhu udara.

Sumber:

b