7 Hari Mendaras TRIPITAKA, Diakhiri Upacara Garbhadana, Pembangunan Wihara Buddhayana KOta Mojokerto

7 Hari Mendaras TRIPITAKA, Diakhiri Upacara Garbhadana, Pembangunan Wihara Buddhayana KOta Mojokerto

Mendaras Tripitaka selama 7 hari dalam rangka upacara Garbhadana Wihara Buddhayana Kota Mojokerto-Pengurus Buddhayana Kota Mojokerto for Disway Mojokerto-

 

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Selama 7 hari umat Buddha Wihara Buddhayana Mojokerto mengadakan pendarasan Tripitaka. Pendarasan dilakukan bersama 21 biku dan bikuni serta Mahanayaka Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanasuryanadi, Mahathera, dan Nayaka Theravada Sangha Agung Indonesia Y.M. Nyanakaruno, Mahathera, beserta Ketua Umum Sangha Agung Indonesia Y.M. Khemacaro, Mahathera.

Kepala Wihara Buddhayana Mojokerto yang juga merupakan Anu Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Nyanasila, Thera., mengatakan, pendarasan Tripitaka dilakukan dalam rangka Upacara Garbhadana. ‘’Upacara Garbhadana adalah upacara mendem pedagingan berupa garbhapatra yang berisi peripih sebagai benih tumbuhnya keyakinan kepada Triratna,’’ katanya.

Upacara Garbhadana dipimpin oleh Sulinggih Buddha dengan tradisi Kasogatan Majapahit. Menurut rencana, PJ Walikota Moh. Ali Kuncoro,  S.STP, M.Si, serta pembimas Buddha propinsi Jawa Timur, Satimin, S.Pd akan hadir dalam upacara tersebut.


Para Bhiku dan Bhikuni mendaras Tripitaka selama 7 hari dalam rangka jupacara Garbhadana Wihara Buddhayana Kota Mojokerto-Pengurus Buddhayana Kota Mojokerto for Disway Mojokerto-

Upacara juga akan diisi khotbah Dharma yang akan disampaikan Mahanayaka Sangha Agung Indonesia, Y.M. Nyanasila, Thera, dan diakhiri dengan Sanghadana kepada 21 biku dan bikuni.

Rangkaian upacara garbhadana wihara Buddhayana Mojokerto dilakukan selama 7 hari bersama 21 Sangha, sejak tanggal 1 Muli 2024. Selain menanam garbhapatra, juga aspirasi berkembangnya Dharma, pelimpahan jasa melalui Sanghadana dan mendaras Tripitaka.

Pendarasan dilakukan sejak pukul 05.30 sampai 20.00 dengan diawali Puja Pagi dan Puja Petang. Diantara puja pagi dan petang, dilakukan pendarasan Tripitaka, khususnya dua khotbah utama Buddha yang menjadi kurikulum dalam belajar dan latihan di wihara Buddhayana Mojokerto dan Padepokan Meditasi Buddhayana di hutan gunung Lorokan. ‘’Dua khotbah utama ini adalah Dhammacakkapavattana-Sutta dan Mahasatipathana-Sutta ditambah beberapa khotbah lainnya yang juga penting untuk dipelajari dan dipahami,’’ tuturnya.

Disebutkan, pendarasan ini diharapkan menjadi kebajikan yang mengkondisikan tempat berdirinya Wihara Buddhayana Mojokerto sebagai tempat yang kondusif untuk belajar dan berlatih Dharma. ‘’Berlatih dharma dalam upaya menumbuhkan keyakinan kepada Triratna agar mengondisikan kebahagiaan, dan kesejahteraan hingga tercapainya nirwana,’’ paparnya.

Selain mendaras Tripitaka selama 7 hari juga dilakukan aspirasi dan pelimpahan jasa oleh umat Buddha setiap pagi dan siang dengan melakukan Sanghadana makanan kepada 21 Sangha. ‘’Ini dilakukan dengan harapan tempat ini akan menjadi tempat untuk mengembangkan Ajaran Buddha dan sekalian membersihkan tempat dari berbagai halangan,’’ sahutnya

Puncak acara pada hari ketujuh Minggu, 7 Juli 2024, pukul. 14:00 Wib dengan melakukan upacara Garbhadana yang dipimpin oleh sulinggih Buddha Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Buddhakeling. Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana sebagai keturunan Mpu Tantular, dan upacara Garbhadana dilakukan dengan tradisi Kasogatan Majapahit.

Selain itu, pendarasan dilakukan agar mengondisikan kebahagiaan bagi para Brahma, dewa dan naga yang tinggal di tempat itu untuk memberikan berkah kemudahan dalam segala aktifitas. ‘’Baik ketika pembangunan atau pun dalam aktifitas Dharma yang akan dilakukan. Kami mengajak Bapak, Ibu, dan Sahabat Dharma untuk ikut serta dalam mendaras Tripitaka ditempat didirikannya Wihara Buddhayana Mojokerto,’’ pungkasnya. (*)

Sumber:

b