banner hari pahlawan 2024 TJiwi Kimia

Cegah Pendangkalan dan Banjir, Sungai di Trowulan Mojokerto di Normalisasi

Cegah Pendangkalan dan Banjir, Sungai di Trowulan Mojokerto di Normalisasi

Proses normalisasi Sungai Tanggalrejo di Trowulan.- (Foto : dok. DPUPR Kabupaten Mojokerto).-

Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Cegah pendangkalan sungai yang kerap memicu bencana banjir, Sungai Afvoer Tanggalrejo di Trowulan, Mojokerto kini tengah di normalisasi. 

Pengerjaan normalisasi sungai yang melewati tiga desa yakni, Desa Wonorejo, Tawangsari dan Balongwono ditarget tuntas hingga tiga bulan mendatang. 

“Sungai sejauh tiga kilometer itu saat ini tengah dilakukan pengerukan sedimentasi untuk mencegah pendangkalan,” ucap Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto, Rois Arif Budiman, Rabu (10/7/2024).

Proses pengerjaan sendiri sudah berjalan sejak 20 Juni 2024, dan saat ini berada di Desa Balongwono

“Untuk normalisasi dimulai dari Desa Balongwono, dan ditargetkan normalisasi sungai lima meter dengan kedalaman dua meter,” terangnya. 

BACA JUGA:Peringati Satu Suro, Larung Saji di Sungai Brantas Mojokerto Diikuti Remaja dan Budayawan

BACA JUGA:Peningkatan Suhu Air Sungai Brantas Picu Kepunahan Plankton dan Ikan

Satu alat berat dikerahkan untuk normalisasi sungai melewati tiga desa tersebut. Menurutnya, percepatan normalisasi ini menyusul banjir meneror warga hingga seringkali merendam permukiman dan lahan pertanian.

"Normalisasi untuk mengembalikan kapasitas sungai dalam kondisi semula. Karena genangan sering terjadi dipicu aliran terhambat, sehingga meluber," bebernya. 

Pengerukan sedimentasi sungai di wilayah Trowulan menjadi salah satu prioritas, lantaran Sungai Tanggalrejo sudah puluhan tahun tak tersentuh pemeliharaan.

Fungsi sungai tak optimal untuk saluran irigasi maupun tempat penampungan air, dan berpotensi memicu banjir saat musim hujan.

BACA JUGA:DLH Bersih-Bersih Sungai, Temukan Sofa Rusak Di Tumpukan Sampah

BACA JUGA:Angkut Ratusan Miras Ilegal, Truk dan Sopir diamankan Polisi di Mojokerto

"Aliran sungai kami pulihkan dari sedimentasi maupaun sumbatan sampah, sehingga dapat berfungsi normal. Karena dampak banjir tidak hanya lahan pertanian, namun juga pemukiman warga," ungkapnya.

Sumber:

b