Penjualan Tas Sekolah Tahun Ajaran Baru Anjlok 40 Persen, Perajin Keluhkan Persaingan Barang Impor
Tahun ajaran baru 2024/2025, perajin tas sekolah di Mojokerto mengalami penurunan omzet 40 persen.-Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Mojokerto.disway.id - Perajin tas asal Desa Kedungmaling, Sooko, Mojokerto mengeluhkan turunnya omzet penjualan tas sekolah hingga 40 persen selama tahun ajaran baru 2024/2025.
Seperti dialami Rizvian Miftakhudin (32), suami dari Nurul Zaskia (31) ini mengalami dampak dengan bebasnya barang - barang impor di toko online hingga membuat produk lokal kalah bersaing.
"Kondisi ini berbeda dibanding di awal kami mulai menekuni bisnis keluarga sejak tahun 2000 lalu. Untuk nenambah omzet, kami membuka toko bahan baku tas sejak tahun 2018 lalu," katanya, Rabu (17/7/2024).
Menurutnya, kondisi satu tahun, dua tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelum ada penjualan secara online. Saat ini, omzet mengalami penurunan hampir 40 persen.
BACA JUGA:Maju Pilkada Mojokerto 2024, Ikfina dan Gus Dulloh Peroleh Rekomendasi PKS
BACA JUGA:Penghasilan Pajak Daerah Kota Mojokerto Semester Satu Lampaui Target
"Saya lihat ini kompetitor transisi online jadi kayak ritel kena efek. Di online ada barang impor juga jadi produk lokal kalahnya di situ," ucapnya.
Kerajinan tas buatannya selama ini juga bekerjasama dengan sejumlah sekolah di Mojokerto Raya, namun banyaknya sales masuk sekolah juga menjadi persaingan.
"Kami mencari pelanggan baru atau mencari relasi. Proses produksi biasanya H-3 bulan sebelum tahun ajaran baru. Sedangkan tas diperuntukkan jenjang TK dan SD dengan name tag sekolah masing - masing," ujarnya.
Selain tas sekolah untuk TK dan SD, produknya juga banyak dipesan di sejumlah daerah di Jawa Timur. Ia juga membuat tas untuk instansi serta souvenir. Sedangkan penjualan di pasaran sudah dihentikan sejak tujuh tahun lalu semenjak era pasar bebas atau transisi online.
Saat itu, untuk permintaan di wilayah Bali saja sampai Rp 90 juta saat tahun ajaran baru. Tahun 2017 kebawah, ada sekitar 15-20 karyawan saat itu. Namun saat ini, jumlah karyawannya hanya delapan orang dengan omzet saat tahun ajaran tahun 2024/2025 sekitar Rp 100 juta.
Sehingga sejak tahun 2018 lalu, ia juga membuka toko bahan baku tas yang diambil langsung dari pabrik bahan baku pembuatan tas di Sidoarjo. Ia mengaku bisnis tersebut turunan dari orang tuanya, 24 tahun lalu.
BACA JUGA:36 Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Terpilih Belum Serahkan LHKPN ke KPK
BACA JUGA:Penjahit Sepatu di Mojokerto Jadi Korban Salah Tangkap Polisi
Sumber: