Program Sehati-Sejoli di Desa Banjarsari, Pemkab Mojokerto Konsisten Tekan Angka Stunting
Bupati Ikfina menghadiri acara Program Sehati-Sejoli di Desa Banjarsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.-Kominfo Kabupaten Mojokerto-
Mojokerto, mojokerto.disway.id - Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Kesehatan kembali mengadakan program Selasa Sehat Turunkan Stunting AKB dan AKI (Sehati), serta Selasa Sehat Jaga Lansia Mandiri (Sejoli).
Kedua program itu merupakan upaya Pemkab Mojokerto untuk mencegah dan menekan angka stunting Selain itu, mengedukasi para lansia terkait kesehatan di Bumi Majapahit ini.
Kegiatan yang digelar di Balai Desa Banjarsari Kecamatan Jetis tersebut, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menjelaskan terkait alur terjadinya stunting pada bayi. Ia juga menekankan alasan mengapa seorang bayi tidak boleh terkena kondisi stunting.
"Jadi ibu-ibu, stunting ini tidak ujug-ujug. Pasti awalnya disebabkan kurang gizi, jatuh dalam status gizi buruk, lalu akhirnya menjadi stunting," ujar Bupati Ikfina.pada Selasa (30/7) sore.
Kenapa, kok tidak boleh stunting? Bupati menjelaskan karena anak yang stunting, otaknya tidak bertumbuh sehingga kecerdasannya 20% di bawah rata-rata. "Nah, pertumbuhan otak sendiri, selesai hanya sampai anak kita usia 5 tahun," jelasnya.
Demi menekan stunting, bupati mengedukasi para orang tua khususnya para ibu hamil, agar lebih memperhatikan kesehatan janin di dalam kandungan.
Indikator ibu hamil kekurangan gizi dapat dilihat dari lingkar lengan yang kurang dari 23,5 cm. Bupati mendorong agar ibu-ibu hamil dengan indikator seperti ini bisa menaikkan jumlah asupan makanan sehat dan bergizi seimbang.
Bupati juga menginstruksikan agar bayi-bayi yang baru lahir, diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu diberi selingan MPASI secara bertahap, hingga makan menu yang sama dengan orang tua apabila sudah berumur satu tahun.
"Lingkar lengan bumil jangan sampai kurang dari 23,5 cm. Karena ini menjadi salah satu indikasi kekurangan gizi. Padahal janin di dalam kandungan sangat bergantung gizinya pada ibu," ujarnya.
Menurut bupati kalau ibunya kurang gizi, boleh makan ekstra satu kali dari biasanya hanya tiga kali. Bisa makan es krim atau coklat.
"Saya juga mohon agar bayi yang baru dilahirkan diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. ASI ini dapat meningkatkan ikatan atau bonding antara bayi dengan ibunya," katanya.
Setelah itu dapat ditambahkan MPASI, lalu menu yang sama dengan orang tuanya kalau sudah satu tahun. "Makanannya wajib ada zat pembangun seperti telur, ayam, daging, ikan dan susu," tuturnya.
Terkait para lansia di Kabupaten Mojokerto agar mendapat akses kesehatan terbaik, kata bupati, lansia harus menjaga kesehatan agar bisa terus hidup mandiri.
Baca Juga: Belum Ada Paslon Pilkada, Bawaslu Belum Berwenang Lakukan Tindak Lanjut Dugaan ASN Tidak Netral
Sumber: