Menag: Agama Harus Mengajarkan Persatuan dan Cinta, Bukan Kebencian dan Perbedaan

Menteri Agama RI Nasaruddin Umar-Foto : Humas Kemenag RI-
Jakarta, diswaymojokerto.id - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan, semua guru agama di Indonesia hendaknya tidak mengajarkan perbedaan yang bisa menciptakan sekat sosial, tetapi mengajarkan persatuan dan cinta, bukan kebencian.
“Saya minta kepada guru-guru agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, untuk mengajarkan persatuan. Jangan mengajarkan perbedaan yang bisa menciptakan sekat-sekat sosial. Indonesia adalah negara dengan keberagaman luar biasa, jika sejak kecil anak-anak didoktrin dengan perbedaan, maka dampaknya bisa sangat berbahaya,” tutur Menag Nasaruddin Umar.
Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan Kuliah Kerja Profesi (KKP) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri di Kantor Pusat Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
“Selama ini orang mengajarkan agama dengan mendoktrinkan perbedaan, bahkan kebencian. Sekarang harus diubah total. Semua agama mengajarkan keramahtamahan, kerukunan, peningkatan nilai kemanusiaan, dan persaudaraan,” ujar Menag Nasaruddin, Jumat 7 Maret 2025
Pertemuan Menag dengan Peserta Kuliah Kerja Profesi (KKP) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri di Kantor Pusat Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.-Foto : Humas Kemenag RI-
Dilansir dari website Kementerian Agama RI, menurut Menag, pendekatan keberagamaan di Indonesia harus lebih dari sekadar koeksistensi, di mana masyarakat hanya hidup berdampingan tanpa saling berinteraksi.
“Kita tidak cukup hanya menciptakan masyarakat yang koeksistensi. Itu hanya sebatas hidup bersama tanpa saling mengganggu. Kita harus melangkah lebih jauh, menciptakan toleransi yang sesungguhnya. Tidak cukup hanya tidak saling mengganggu, tetapi harus ada rasa persaudaraan,” jelasnya.
Menag Nasaruddin juga mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan agama dalam membentuk karakter bangsa.
Menag Nasaruddin mengatakan, kerukunan antarumat beragama adalah kunci utama bagi keutuhan bangsa. Menurutnya, ajaran agama mengedepankan cinta dan kerukunan, bukan perbedaan dan kebencian.
BACA JUGA:Safari Ramadan, Pemkot Jamin Musala dan Masjid Nyaman untuk Beribadah
BACA JUGA:Usai Gala Priemere di Jakarta, Aira Boyong Artis ‘Desa Mati’ ke Mojokerto
“Kalau konflik negara bisa diatasi oleh kepolisian, tetapi kalau konflik antaragama, itu lebih sulit. Orang bisa menganggapnya sebagai perjuangan hidup-mati atau mati syahid. Oleh karena itu, menciptakan kerukunan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Menag Nasaruddin juga mengungkapkan, Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang tetap mampu menjaga harmoni dalam keberagaman. Ia mengajak semua pihak untuk terus memperkuat toleransi dan menjadikan agama sebagai jembatan pemersatu bangsa.
“Indonesia ini unik. Kita adalah negara dengan jumlah Muslim terbesar, tetapi tetap rukun dalam keberagaman. Inilah yang harus terus kita jaga bersama agar bangsa ini tetap utuh,” pungkasnya.
Sumber: