Calon Jemaah Haji Mojokerto Terbagi dalam 5 Kloter, Total 957 Orang Siap Berangkat ke Tanah Suci

Kankemenag Kabupaten Mojokerto saat menggelar manasik haji. -(Foto : dok. Kankemenag Kabupaten Mojokerto).-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Sebanyak 957 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Mojokerto dipastikan akan berangkat ke tanah suci pada musim haji 2025.
Para jemaah ini akan diberangkatkan dalam lima kelompok terbang (kloter), terdiri dari dua kloter penuh asal Mojokerto dan tiga kloter gabungan dari kabupaten/kota lain di Jawa Timur.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mojokerto, Muttakin menjelaskan, total CJH yang telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) sebanyak 957 orang, termasuk enam Petugas Haji Daerah (PHD) dan satu Petugas Ibadah Haji (PIH) dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
“Dari jumlah tersebut, Kloter 12 dan 13 masing-masing berisi 376 CJH termasuk petugas, Kloter 47 sebanyak 52 CJH, Kloter 49 sebanyak 98 CJH, dan Kloter 55 berisi 55 CJH,” ujarnya, Selasa, 29 April 2025.
Untuk jadwal keberangkatan, Kloter 12 dan 13 dijadwalkan masuk ke Embarkasi Surabaya pada 5 Mei 2025 dan terbang ke tanah suci pada 6 Mei 2025. Kloter 47 akan berangkat ke embarkasi pada 14 Mei dan ke tanah suci pada 15 Mei, Kloter 49 pada 15 dan 16 Mei, sedangkan Kloter 55 pada 17 dan 18 Mei 2025.
BACA JUGA:Pegiat Budaya Mojokerto Deklarasi Pangima Budaya
BACA JUGA:Pegiat Budaya Mojokerto Deklarasi Pangima Budaya
“Dua kloter murni dari Kabupaten Mojokerto, sementara tiga lainnya merupakan gabungan dengan kabupaten/kota lain,” tambahnya.
Pada tahun ini, Kemenag Kabupaten Mojokerto mendapat kuota sebanyak 1.249 jemaah, termasuk 56 jemaah lanjut usia. Namun hingga penutupan pelunasan Bipih yang dibuka dalam dua tahap, hanya 957 jemaah yang dipastikan berangkat.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Mojokerto, Nur Rokhmad, menyebutkan beberapa penyebab gagalnya jemaah melunasi Bipih antara lain karena meninggal dunia, alamat yang tidak ditemukan, ketidakmampuan finansial, serta masalah kesehatan.
“Faktor kesehatan sangat mempengaruhi kesiapan jemaah. Sementara itu, CJH lainnya tercatat sebagai cadangan dan akan diberangkatkan jika ada kursi kosong (open seat),” pungkasnya.
Sumber: