Olah Kotoran Kambing Jadi Pupuk Organik, Pemuda Asal Kota Mojokerto Raup Keuntungan Ekonomi

Pupuk organik buatan pemuda asal Kota Mojokerto. -Foto : Fio Atmaja-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Reza Firmansyah (25) warga Kelurahan Balongsari, Magersari, Kota Mojokerto, berhasil mengolah limbah kotoran kambing menjadi pupuk organik bernilai ekonomis.
Berawal dari keberadaan kotoran kambing terbuang percuma, membuat remaja tersebut mempunyai ide mengubah limbah tersebut menjadi sesuatu bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
“Jadi kotoran kambing ini saya carinya dari peternak-peternak kambing, dan kebanyakan saya mengambilnya dari Kabupaten Mojokerto,” kata Reza, Kamis, 29 Mei 2025.
Menurutnya, proses pembuatan pupuk organik ini tergolong sederhana dan tidak memerlukan biaya besar. Sedangkan waktu dibutuhkan untuk menghasilkan pupuk organik dari bahan mentah hingga siap pakai sekitar tiga minggu.
“Untuk fermentasinya berlangsung sekitaran dua mingguan, jadi total hingga jadi sempurnya dan bisa digunakan pupuk organiknya tiga minggu,” ujarnya.
Dalam proses pembuatan, ia menghadapi tantangan dalam menciptakan mikroba pengurai kotoran hewan agar tidak merusak tanaman.
Sedangkan hasil pupuk organik dijual kiloan dengan harga bervariatif mulai kemasan kecil 15 kilo Rp 25 ribu, dan ukuran besar 25 kilo Rp 35 ribu.
BACA JUGA:Kado Hari Lansia 29 Mei, Trans Jatim Gratiskan Layanan untuk Penumpang Usia 60 Tahun ke Atas
BACA JUGA:Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, Ratusan Tiket Kereta Api Terjual di Stasiun Mojokerto
Tak hanya pupuk padat, ia juga memproduksi pupuk cair organik berbahan fermentasi dedak, urin kelinci, dan limbah sayuran serta buah-buahan. Produk tersebut digunakan untuk memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman.
Menariknya, Reza juga membuktikan keefektifan pupuk organiknya dengan menanam berbagai sayuran seperti selada, pakcoy, kangkung, terong, dan cabai. Hasil panennya pun luar biasa.
“Sayuran organik ini awalnya hanya untuk percobaan pembuatan pupuk organik saya buat, dan ternyata layak konsumsi dan malah sayuran-sayuran organik saya tanam menggunakan pupuk organik ukurannya oversize,” ucapnya.
Sayuran organik hasil budidayanya kini dipasarkan ke berbagai tempat, seperti Kelompok Wanita Tani (KWT) mitra, ibu rumah tangga di wilayah sekitarnya, outlet-outlet, hingga kafe di Mojokerto.
Sayuran organik menggunakan pupuk organik. -Foto : Fio Atmaja-
Sumber: