Satu Lagi Organisasi Perempuan Terbentuk, KKI Menjaga Marwah Budaya Berkebaya

Pengurus Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) DPC Kota Mojokerto terbentuk dan dilantik-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-
Mojokerto, diswaymojokerto.id - Satu lagi organisasi perempuan terbentuk di Kota Mojokerto, yakni Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI).
Organisasi perempuan ini merupakan organisasi yang ke 37, setelah sebelumnya tercatat ada 36 organisasi perempuan di bawah Gabungan Organisasi Wanita (GOW).
Terpilih sebagai ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) KKI Kota Mojokerto, Dewi Ratna Wati yang juga istri dari Sekda Kota Mojokerto Gaguk Tri Prasetyo.
Pelantikan pengurus KKI digelar di Ruang Sabha Mandala Karya, Balai Kota Mojokerto, Rabu 16 Juli 2025 dengan dihadiri Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.
Pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua DPD KKI Jawa Timur Mieke Sifora-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-
Pelantikan dipimpin langsung oleh Ketua DPD KKI Jawa Timur Mieke Sifora. Ketua terpilih Dewi Ratna Wati Gaguk Tri Prasetyo menjabat sebagai ketua DPC KKI Kota Mojokerto periode 2025-2030 sebagaimana Surat Keputusan DPP KKI No. 011/SK-KKI/VII/2025.
Wali Kota Ika Puspitasari menyampaikan rasa syukur atas hadirnya KKI sebagai bagian dari komunitas perempuan di Kota Mojokerto.
BACA JUGA:Proyek Kapal TBM Mojokerto Diduga Pesanan, Kuasa Hukum Tersangka Sebut Indikasi Pengkondisian
“KKI akan menjadi organisasi yang melengkapi banyaknya organisasi perempuan di kota ini. Saat ini, tercatat ada 36 organisasi yang tergabung dalam GOW, dan dengan hadirnya KKI, maka akan bertambah satu lagi organisasi akan memperkaya peran perempuan di berbagai bidang yang ada di Kota Mojokerto,” kata Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam pembangunan daerah, mengingat jumlah penduduk perempuan di Kota Mojokerto mencapai 50,7 persen, lebih banyak dari laki-laki.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memberikan sambutan pada pelantikan KKI-Foto : Kominfo Kota Mojokerto-
Dengan demikian, meningkatnya organisasi perempuan menjadi penanda kuatnya keterlibatan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk budaya. KKI hadir dengan jargon “Berdaya, Berbudaya, dan Penuh Makna”, yang mencerminkan nilai-nilai yang ingin diusung komunitas ini.
“Berdaya artinya memiliki peran aktif. Berbudaya berarti menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan warisan leluhur. Sedangkan penuh makna menekankan bahwa keberadaan perempuan dalam pelestarian budaya harus memberi nilai tambah bagi bangsa dan negara,” terang Ika Puspitasari.
BACA JUGA:30 Pejabat Eselon II B Pemkab Mojokerto Jalani Jobfit, Hasil Tunggu Keputusan Bupati
Sumber: