Kemarau dan Gagal Panen Sebabkan Hargai Cabai ‘’Menggigit’’

Kemarau dan Gagal Panen Sebabkan Hargai Cabai ‘’Menggigit’’

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Prov Jatim, Ir Dydik Rudi Prasetyo-Foto : Kominfo Jatim-

Surabaya, Mojokerto.disway.id – Naiknya harga komoditas cabai di pasaran Jawa Timur, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudi Prasetyo, bukan hanya karena kemarau panjang, tapi ada daerah penghasil cabai yang mengalami puso, seluas 0,8 hektare.  Namun puso tersebut dalam luasan kabupaten, bukan pada luasan keseluruhan provinsi. Sehingga jika dilihat dari luasan provinsi, puso tersebut kategori sangat kecil.

‘’Untuk masalah gagal panen terjadi di daerah Kediri, Nganjuk, Blitar, Tulungagung, Malang, Trenggalek, sampai dengan tanggal 17 Oktober 2023 karena terdampak kekeringan seluas 169 hektare. Dari data terbaru, daerah Situbondo mengalami puso cabai seluas 0,6 hektare. Namun, hal tersebut sudah teratasi oleh Pemkab Situbondo. Kalau luasannya puso spotnya sangat luas, baru nanti berada di skala Provinsi,” katanya KDydik  (26/10)

Baca juga :  El Nino Bikin Harga Cabai Rawit di Kota Mojokerto Naik Sampai Rp 58 ribu per kg

Dydik menyampaikan, kenaikan harga cabai bukan dikarenakan pasokan yang kurang tapi memang musim kemarau panjang ini banyak serangan hama penyakit, sehingga kualitas produk yang dihasilkan jelek berdampak pada harga mengalami kenaikan.

Ia juga memaparkan, untuk produksi cabai rawit sampai dengan September 2023 mencapai 455.044 ton, dengan konsumsi untuk rumah tangga sebesar 62.217 ton, sehingga ketersediaan surplus sebesar 392.827 ton. Sedangkan ketersediaan selama tahun 2023 diperkirakan surplus sebesar 500.015 ton.

Begitu juga dengan produksi cabai besar sampai dengan September 2023 mencapai 65.223 ton, dengan konsumsi untuk rumah tangga sebesar 57.465 ton, sehingga ketersediaan surplus sebesar 7.758 ton. Sedangkan ketersediaan selama tahun 2023 diperkirakan surplus sebesar 12.161 ton.

Sedangkan terkait perkembangan harga komoditas cabai rawit pada tanggal 24 Oktober 2023 mengalami kenaikan harga lebih tinggi pada minggu IV bulan Oktober dibandingkan dengan bulan September 2023.

Besarnya kenaikan harga yang terjadi yaitu sebesar 123,95%. Jika dibandingkan dengan harga pada minggu sebelumnya, harga pada minggu IV bulan Oktober 2023 juga mengalami kenaikan namun hanya sebesar 17,74%.

Kenaikan harga cabe rawit disebabkan oleh panenan dataran rendah sudah habis dan untuk dataran tinggi mulai tanam. Apabila dibandingkan dengan produksi cabai rawit di periode yang sama pada tahun 2022, produksi pada tahun 2023 mengalami penurunan. Hal ini juga menjadi penyebab harga cabai rawit mengalami penurunan.

Sementara komoditas cabai merah besar mengalami kenaikan harga relatif terkendali pada minggu IV bulan Oktober per tanggal 24 Oktober 2023 dibandingkan dengan bulan September 2023. Besarnya kenaikan harga yang terjadi yaitu sebesar 0,68%.

Jika dibandingkan dengan harga pada minggu sebelumnya, harga pada minggu IV bulan Oktober 2023 mengalami kenaikan sebesar 18,68%. Kenaikan harga cabai besar ini disebabkan oleh pasokan cabai besar dari produsen/petani sampai bulan September mengalami defisit. (*)

Sumber:

b