'Cafe Lor e Omah' Harmonisasi Gaya Hidup Modern dan Suasana Desa di Pegunungan

Tampak depan Cafe Lor e Omah di Kesiman Trawas-Foto : Ganda Magang-
BACA JUGA:Tim Pengabdian Masyarakat Ubaya Ajak Pengelola Desa Binaan Trawas Studi Lapangan Ke Yogyakarta
BACA JUGA:Komplotan Pencuri Motor Bersenjata di Trawas Mojokerto Berhasil Dibekuk Polisi
Pada Rabu 20 Agustus lalu, jumlah pengunjung terlihat cukup ramai sejak pagi hingga sore hari. Menurut pengelola, hari kerja bukanlah hambatan bagi para pengunjung yang datang, terutama kalangan pekerja lepas dan digital nomad.
Akhir pekan dan hari libur nasional biasanya menjadi puncak kunjungan. Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, pihak kafe menyiapkan area parkir tambahan dan membuka sesi reservasi online.
Sudut pandang yang mengarah ke persawahan nan hijau-Foto : Ganda Magang-
Setiap hari selalu ada pengunjung, tapi memang Sabtu dan Minggu jadi waktu paling ramai,” ujar Rina, staf Cafe Lore Omah. “Kami juga menerima reservasi untuk acara komunitas atau gathering keluarga,’’lanjutnya.
Lokasi kafe cukup strategis karena berada di jalur wisata menuju Gunung Penanggungan dan tidak jauh dari kawasan wisata lainnya seperti Air Terjun Dlundung dan Kebun Stroberi Trawas. Akses jalan menuju kafe sudah beraspal dengan kondisi baik, memudahkan kendaraan pribadi maupun rombongan wisata untuk sampai ke lokasi.
BACA JUGA:''Maryam'' Film Horor Indonesia, Trailer Perdana-nya Mengusik Rasa Penasaran Publik
BACA JUGA:Ditinggal Pemiliknya, Warung di Kota Mojokerto Terbakar
Keunggulan utama Cafe Lore Omah adalah letaknya yang berada di kaki Gunung Penanggungan, yang dikenal sebagai salah satu gunung keramat dan memiliki nilai sejarah tinggi di Jawa Timur. Suasana alam yang masih alami, ditambah dengan kesejukan udara pegunungan, menjadikan tempat ini ideal untuk melepas penat dari hiruk-pikuk perkotaan.
tempat yang asyik untuk nongkrong-Foto : Ganda Magang-
Selain itu, kafe ini juga didukung oleh masyarakat desa sekitar yang terlibat langsung dalam pengelolaan, menciptakan rasa kekeluargaan yang kental antara pengunjung dan warga lokal.
‘’Kami ingin menjadikan Lore Omah bukan hanya tempat usaha, tapi juga ruang untuk memperkenalkan budaya desa dan memberdayakan warga sekitar,” kata Andri, salah satu pendiri
Dari pusat Kota Mojokerto, perjalanan menuju Cafe Lore Omah dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan pribadi. Jalur yang dilewati cukup nyaman dan dikelilingi pemandangan alam yang memanjakan mata.
BACA JUGA:Kritisi Permenpora Nomor 14/2024, LaNyalla: Bisa Jadi Masalah Ekosistem Olahraga Nasional
Sumber: