Bijak Pengggunaan Gawai untuk Anak-anak, Smartphone Tak Bisa Gantikan Peran Ortu

Ilustrasi anak-anak yang asyik menggunakan gawai-Foto : FB/ Ganda Magang-
Mojokerto, diswaymojokerto.id - Penggunaan smartphone oleh anak-anak terus meningkat, terutama sejak masa pandemi. Meski teknologi menawarkan kemudahan, para ahli mengingatkan bahwa gawai tidak boleh menggantikan peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
Laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, 6 dari 10 anak usia 5–12 tahun di Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 3 jam per hari. Kebiasaan ini seringkali dibiarkan, bahkan difasilitasi, oleh orang tua yang sibuk bekerja atau tidak mengetahui dampak jangka panjangnya.
Dokter spesialis anak, dr. Winda Rahmawati, Sp.A, menekankan bahwa waktu layar berlebihan dapat memicu gangguan tidur, obesitas, keterlambatan bicara, hingga masalah perilaku. “Anak-anak butuh interaksi nyata, bukan hanya rangsangan dari layar,” katanya dalam seminar parenting di Jakarta, Kamis 4 September
Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, tapi juga mulai tampak di daerah pedesaan, seiring meningkatnya akses internet dan kepemilikan smartphone.
Anak-anak yang terkonsentrasi main gawai-Foto : FB/ Ganda Magang-
Tren ini melonjak sejak pandemi COVID-19, saat pembelajaran daring membuat anak terbiasa berlama-lama di depan layar. Sayangnya, kebiasaan ini terus berlanjut meski sekolah telah kembali normal.
Psikolog anak Nadia Pramudita, M.Psi, menjelaskan, interaksi digital tidak dapat menggantikan stimulasi emosional dan sosial dari dunia nyata. “Tanpa interaksi langsung, anak bisa kesulitan berempati, mengelola emosi, bahkan berbicara lancar,” ujarnya.
Orgnisasi Kesehatan Dunia, WHO menyarankan anak-anak usia 2–5 tahun tidak menggunakan layar lebih dari 1 jam per hari, sementara anak usia sekolah maksimal 2 jam. Orang tua disarankan membuat jadwal penggunaan gawai dan menggantinya dengan aktivitas fisik, membaca, atau bermain kreatif.
BACA JUGA:Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim Terima Bintang Mahaputera Nararya
BACA JUGA:Antisipasi Penyelundupan, Lapas Mojokerto Perketat Prosedur Penggeledahan Pengunjung
Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) juga akan meluncurkan kampanye “Layar Sehat, Anak Hebat” pada akhir tahun 2025 untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kontrol waktu layar di rumah.
Smartphone bisa menjadi alat bantu, tetapi bukan pengganti perhatian orang tua. Mengatur waktu layar bukan hanya soal aturan, tetapi bagian dari upaya membangun generasi yang sehat, cerdas, dan sosial. Saatnya bijak menggunakan teknologi demi masa depan anak-anak Indonesia.
Sumber: