World Bamboo Day di Mojokerto, Ubah Lahan Kritis jadi Produktif

Para pejuang lingkungan yang dijuluki local champions mendapat bingkisan kepedulian dari PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dalam rangkaian Peringatan Hari Bambu Sedunia di Desa Begaganlimo dan Desa Ngembat, Kecamatan Gondang-andung - disway mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Peringatan Hari Bambu Sedunia di Mojokerto menjadi momentum tersendiri bagi warga Desa Begaganlimo dan Desa Ngembat, Kecamatan Gondang. Betapa tidak, tanaman bambu di dua desa itu bisa mengubah lahan kritis menjadi lahan produktif.
Lahan kritis di Desa Begeganlimo, Kecamatan Gondang, yang berubah menjadi lahan produktif terletak di lereng Gunung Anjasmoro. Lahan seluas sekitar 10 hektar itu semula tandus dan tidak ada tanaman, karena terletak di lereng dengan kemiringan cukup tinggi.
‘’Setelah ditanami bambu, tidak hanya lahannya yang berubah jadi tidak tandus lagi, tapi bisa menyimpan air. Bahkan ada beberapa binatang yang mulai muncul seperti ular dan binatang lain seperti landak di lokasi ini,’’ kata Sahlan Junaidy, dari Yayasan Bambu Lingkungan Lestari.
Sahlan Junaedy dari yayasan Bambu Lingkungan Lestari menjelaskan tentang upaya penanaman bambu di lahan kritis di Desa Begagnlimo, Kecamatan Gondang, dalam ranhkaian peringatan hari Bambu Sedunia -andung - disway mojokerto-
Lahan yang ditanami bambudi lereng Gunung Anjasmoro itu adalah lahan tanah kas desa yang selama ini tidak dimanfaatkan. Ada sekitar 3 hektar lahan tanah kas desa di lokasi itu yang tidak dimanfaatkan, karena berada di lokasi yang dengan kemiringan cukup tajam.
BACA JUGA:Pemotor Tewas Terlindas Truk Tangki Pertamina di Kemlagi Mojokerto
BACA JUGA:Tiga Motor Jemaah Raib Digondol Maling Bersenjata Saat Salat Subuh di Kutorejo Mojokerto
Dalam acara yang didukung Pemerintah Desa Begaganlimo, Pemerintah Desa Ngembat, Camat Gondang, DLH Kabupaten Mojokerto, Disway Mojokerto, Aliansi Air, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, WeHasta, Tahura, Mapala, Cabang Dinas Kehutanan, BPDAS, Tim Mewlafor Kemenhut, dan masyarakat pegiat hutan itu juga dijelaskan tentang program berikutnya mengenai budidaya bambu. ‘’Bambu tidak hanya sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan ekologi, namun juga mempunyai nilai ekonomi tinggi,’’ kata Sutisna, dari Tim Melwafor Kementerian Kehutanan.
Sementara dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto, menyambuta baik kegiatan yang digagas Yayasan bamboo Lingkungan Lestari dan didukung berbagai pihak tersebut. ‘’Kami sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan. Di berbagai kesempatan kami bekerjasama dengan Mas Sahlan dan teman-teman yang lain menjaga lingkungan. Mulai dari Dusun Mligi dan beberapa lokasi lain. Kami sangat terbuka dan mendukung untuk kegiatan konservasi dan menjaga lingkungan. Tidak hanya mengenai penanaman pohon, tapi tentang sampah dan menjaga mata air,’’ kata Teguh Pribadi, dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto.
Sementara itu Camat Gondang, Endro Wahyono, menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang sudah dijalankan selama ini. ‘’Penanaman bambu di lahan-lahan kritis, juga di daerah perbatasan hutan dan lahan warga, ini sangat banyak membantu,’’ katanya.
Camat Gondang, Endro Wahyono (kaos putih), bersama Teguh Pribadi dari DLH, Mbah Radi, pembudidaya bambu, Sahlan Junaidy, dari YBLL, dan pegiat lingkungan saat di hutan di lereng Gunung Anjasmoro, dalam rangkaian Hari Bambu Sedunia -andung - disway mojokerto-
Selain bisa merubah lahan kritis dan tidak produktif menjadi salah satu kegiatan yang membantu ekonomi masyarakat di wilayah Kecamatan Gondang. ‘’Lahan tidur yang selama ini kritis, dalam waktu 4 tahun sudah memberikan kontribusi positif untuk lingkungan dan ekonomi warga di Begaganlimo dan Ngembat,’’ katanya.
BACA JUGA:Okupansi Angkutan Feeder Mojokerto - Trawas Baru Capai 50 Persen, Ramai di Akhir Pekan
BACA JUGA:Pemkot Mojokerto Gelar Pelatihan Analisa Rasio Keuangan Bagi Pengawas Koperasi
Peringatan Hari Bambu Sedunia juga diisi dengan sarasehan mengenai upaya konservasi yang sudah dilakukan di HUtan Waqaf di Desa Ngembat, Kecamatan Gondang. Gus Sugik, dari YPM menceritakan upayanya mengelola hutan waqaf di lokasi tersebut.
Dari upaya penanaman sekitar 5.000 pohon yang sudah dilakukan, saat ini di lokasi hutan waqaf tersebut juga sudah ada sekitar 21 jenis burung yang ada di lokasi tersebut. ‘’Baik burung yang memang hidiup di sini maupun burung yang hanya singgah. Kami bekerjasama dengan komunitas pecinta burung untuk mengidentifikasi jenis burung yang ada di hutan waqaf ini,’’ katanta.
Semula, tuturnya, lokasi hutan waqaf tersebut adalah lahan milik beberapa orang yang kemudian dihibahkan dan diawaqafkan. Dari luasan lahan semula 1,8 hektar sekarang sudah menjadi lebih 2 hektar dengan berbagai tanaman.
Saresehan dan diskusi tentang konservasi lahan di pendapa Hutan Waqaf di Desa Ngembat, Kecamatan Gondang dalam rangakaian Peringatan Hari Bambu Sedunia-andung - disway mojokerto-
‘’Ada lokasi untuk hutan lindung, ada juga tanaman produktif. Pengelolaan hutan berasal dari dana infaq masyarakat dan upaya budidaya tanaman di lokasi ini,’’ katanya.
Sumber: