Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia

35 Ribu Ton Gula di Gudang PG Gempolkrep Mojokerto Tertahan, Terancam Berdampak ke Petani dan Pekerja

35 Ribu Ton Gula di Gudang PG Gempolkrep Mojokerto Tertahan, Terancam Berdampak ke Petani dan Pekerja

Ribuan ton stok gula menumpuk di gudang PG Gempolkrep, Gedeg, Mojokerto. -Foto : Fio Atmaja-

Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Sebanyak 35 ribu ton stok gula di gudang Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Gedeg, Mojokerto, tertahan akibat kondisi pasar yang lesu. Penumpukan gula tersebut dikhawatirkan berdampak pada kelancaran operasional petani hingga ancaman efisiensi tenaga kerja di pabrik.

General Manager PG Gempolkrep, Edy Purnomo mengatakan, gula petani kini menumpuk menunggu proses penjualan selama empat periode atau sekitar empat minggu terakhir. 

“Saat ini ada 7.500 sampai 8.000 ton milik petani yang tertahan. Karena ini puncak produksi, kapasitas giling per hari bisa 6.500 ton dengan produksi gula 450–500 ton. Semakin lama tidak terjual, penumpukan makin banyak,” jelasnya, Jumat, 19 September 2025. 

Ia menambahkan, total stok di gudang mencapai 35 ribu ton, termasuk milik pedagang yang belum bisa keluar karena pasar lesu. Salah satu kendala, menurutnya, adalah mekanisme distribusi gula yang tidak lancar baik dari petani ke distributor maupun dari distributor ke masyarakat. “Mungkin ini perlu dukungan pemerintah dan pihak terkait,” ujarnya.


Ribuan ton stok gula menumpuk di gudang PG Gempolkrep, Gedeg, Mojokerto. -Foto : Fio Atmaja-

Faktor lain yang memperburuk kondisi pasar yakni masuknya gula impor dan kejenuhan stok di masyarakat. Harga lelang terakhir yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) berada di angka Rp14.500 per kilogram. “Semua berupaya menjaga harga itu,” ungkapnya. 

Akibatnya, petani kesulitan memperoleh dana operasional untuk kegiatan tebang, muat, dan angkut. Kondisi tersebut juga memengaruhi pasokan tebu ke pabrik, sehingga berpotensi menghambat program swasembada pangan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. 

PG Gempolkrep bersama petani disebut sudah melakukan koordinasi dengan kantor pusat dan kementerian terkait, termasuk mengundang pembeli gula. Dari Danantara dan pemerintah memang telah menyalurkan dana sekitar Rp1,5 triliun, namun jumlah itu masih jauh dari kebutuhan. 

BACA JUGA:World Bamboo Day di Mojokerto, Ubah Lahan Kritis jadi Produktif

BACA JUGA:Laoban Kopitiam, Padukan Nuansa Klasik dengan Hidangan Autentik

“Total produksi gula petani bila diuangkan bisa mencapai Rp 10 triliun. Jadi dana yang tersedia baru sekitar 10 persen saja,” jelasnya. 

Edy menambahkan, kondisi pasar yang tidak lancar juga berimbas pada tenaga kerja. “Secara tidak langsung kami akan melakukan efisiensi karena ketidaklancaran pasar,” pungkasnya.

Sumber:

b