Ucapan HUT ke 80 kemerdekaan RI - Tjiwi Kmia

Pameran Banjoewangi Tempo Doeloe Hadirkan Peninggalan Sejarah hingga Upacara Sakral

Pameran Banjoewangi Tempo Doeloe Hadirkan Peninggalan Sejarah hingga Upacara Sakral

Disbudpar Kabupaten Banyuwangi menggelar Pameran dan kegiatan Banyuwangi Tempo Doeloe di Pelataran Kantor Disbudpar Banyuwangi-Foto : istimewa-

Banyuwangi, diswaymojokerto.id - Warga Banyuwangi dan sekitarnya  kembali merasakan nuansa masa lalu dalam gelaran Pameran Banjoewangi Tempo Doeloe. Even ini berlangsung di halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, dijadwalkan selama tiga hari, mulai 23 hingga 25 September 2025.

Pameran ini ini tak hanya menyajikan koleksi benda-benda purbakala, tapi juga berbagai pertunjukan seni dan diskusi budaya yang mengingatkan akan kekayaan warisan lokal.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Dewa Alit Siswanto menyampaikan, Pameran tahun ini memiliki daya tarik utama, yaitu koleksi peninggalan bersejarah dari berbagai museum desa.

"Ini merupakan sebuah langkah inovatif yang menghidupkan kembali peran museum-museum kecil sebagai penjaga sejarah di tingkat akar rumput. Pengunjung dapat melihat langsung bagaimana setiap desa memiliki cara unik untuk melestarikan identitas dan kisah masa lalunya," kata Dewa.


Pameran Banyuwangi Tempo Doeloe juga menampilkan kesenian dan tari asli Banyuwangi-Foto : istimewa-

Salah satu yang paling menarik adalah kehadiran koleksi dari Museum Desa Gintangan yang terkenal dengan koleksi bambunya. Dari sana, pengunjung dapat beranjak ke Museum Desa Tembokrejo dan Museum Macan Putih yang secara khusus menyimpan peninggalan Kerajaan Blambangan. Keberadaan museum-museum ini menjadi bukti nyata kekayaan sejarah Blambangan yang masih bisa dinikmati hingga hari ini.

Selain itu, pameran ini juga menampilkan Museum Mandar yang memamerkan artefak dari Suku Mandar, salah satu suku yang memiliki peran penting dalam sejarah maritim Banyuwangi. Tak ketinggalan, ada juga Museum Uang Kuno dengan koleksi mata uang bersejarah yang membawa pengunjung menelusuri perkembangan ekonomi dan perdagangan di masa lalu.

BACA JUGA:18 PSK Diamankan Petugas di Warung Remang-Remang di Awang - awang Mojokerto

BACA JUGA:Hati-Hati, Sering Gonta-Ganti Skincare Bisa Memperburuk Kulit Wajah

"Tidak hanya peninggalan dari museum desa, pameran ini juga menampilkan koleksi berharga dari Museum Blambangan, serta batuan purba dari Unesco Global Geopark Ijen. Kehadiran koleksi Geopark Ijen menambah nilai edukasi pada pameran, memperkenalkan pengunjung pada warisan geologi yang membentuk lanskap Banyuwangi," imbuh Dewa.


Penampilan kesenian Banyuwangi-Foto : istimewa-

Pameran ini  tidak statis, namun juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan diskusi budaya setiap hari. Pada hari pertama, 23 September, acara dibuka dengan sesi edukasi "belajar bersama di museum" yang bertujuan mendekatkan generasi muda dengan sejarah. Malam harinya, pengunjung akan disuguhkan keindahan Tari Gandrung, tarian ikonik Banyuwangi yang memukau.

Pada hari kedua, 24 September, akan digelar seminar tentang kajian benda purbakala, sebuah acara penting bagi para akademisi dan peminat sejarah. Setelahnya, panggung akan diisi dengan beragam lagu dan tari tradisional yang dibawakan oleh seniman lokal. Acara hari itu juga akan diramaikan dengan penampilan spesial dari Himpunan Ilmu Kesastraan Indonesia.

BACA JUGA:Teknologi LiDAR dan Georadar Dioptimalkan untuk Ungkap Peninggalan Majapahit di Wilayah KCBN Trowulan

Sumber:

b