Memudahkan Berdonasi dan Berzakat, Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Luncurkan Aplikasi Wizstren
Ketua Perwakilan Badan Waqaf Provinsi Jawa Timur Jeje Abdul Rojak (tengah) saat sesi foto bersama dalam agenda peluncuran aplikasi Wizstren, pada rangkaian kegiatan Business Forum OPOP Expo 2023, di halaman depan Masjid Al Akbar Surabaya-Foto : Istimewa-
Surabaya, Mojokerto.disway.id – Bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan 10 November 2023 lalu, Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Jatim, meluncurkan aplikasi Wiztren. Sebuah aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam berdonasi dan berzakat.
Peluncuran Aplikasi Wizstren yang berlangsung di halaman depan Masjid Al Akbar Surabaya ini, merupakan bagian dari acara Business Forum OPOP (One Pesantren One Product) Expo 2023 Pemprov Jatim. Dalam agenda tersebut, hadir pula Ketua Perwakilan Badan Wakaf Provinsi Jawa Timur, Jeje Abdul Rozak.
Ketua Hebitren Jatim, Gus Faiz menyampaikan, aplikasi Wizstren yang diluncurkan ini dapat mempemudah masyarakat melakukan donasi maupun zakat secara digital.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa launching dan sosialisasi aplikasi Wizstren di Jatim. aplikasi satu wakaf ini adalah aplikasi yang menjadi aplikasi utama kami yang didukung oleh Bank Indonesia dalam lembaga Yayasan Wizstren atau Wakaf Infaq Zakat Sedekah Pesantren, yang strukturnya mulai dari DPP sampai di tingkat daerah,” jelas Gus Faiz.
Melalui aplikasi Wizstren yang diluncurkan ini, masyarakat bisa mengumpulkan funding dan untuk pembiayaan hal-hal yang sifatnya produktif. Jadi tidak hanya pasif tapi juga waqaf yang produktif, diharapkan bisa masuk dalam Yayasan Wizstren.
“Kalau untuk Wizstren, di sebelahnya ada Hebitren yang ada di 22 provinsi se-Indonesia, Jatim sendiri ada sekitar 120 yang tergabung dalam Habitren, nah, Wizstren ini menjadi suatu stakeholder kita dalam pengembangan lembaga filantropi pengelolaan project-project yang sifatnya produktif. Secara kelembagaan antara Wizstren dan Hebitren berbeda, kalau yang Hebitren itu organisasi perkumpulan kalau yang Wizstren ini yayasan yang sudah izin pengelolaan dana filantropi,” terang Gus Faiz.
Gus Faiz berharap, semoga Aplikasi Wizstren ini bisa memudahkan msayarakat bisa mengenali dan langsung berdonasi pada sistem digitalisasi.
Sementara itu, Ketua Perwakilan Badan Waqaf Prov Jatim Jeje Abdul Roja menyampaikan, peluncuran aplikasi Wizstren ini sangat bagus, karena menyangkut masalah kepedulian banyak generasi muda pesantren untuk merawat, mengembangkan, dan melestarikan aset-aset wakaf pesantren di era modern distruksi ini.
“Maka digitalisasi dalam semua aspek mau tidak mau menjadi tuntutan. Nah, saya pikir dengan teman-teman di Yayasan Waqaf Infaq Pesantren ini. Sebuah ikhtiar yang cukup ideal untuk membangun jaringan digitalisasi tentang masalah dunia sekarang ini, maupun ke depannya mereka bisa mempromosikan aset lembaga yang dulu dikelola oleh mbah-mbahnya sekarang di kelola oleh generasi mudanya,” kata Abdul Rozak.
Menurut Abdul Rozak, umat muslim di Indonesia harus bersyukur, dengan asetnya yang berwaqaf itu berarti keterjaminan masa depan umat islam itu masih besar harapannya.
“Karena kalau aset umat islam ini punya wakaf, maka ini adalah jaminan eksistensi dan kemajuan umat islam ke depan. Dan manfaatnya tidak hanya untuk umat islam, wakaf itu manfaatnya untuk siapa saja. Bukan umat islam eksklusif, kita dengan yang non muslim bisa mendapatkan efek manfaat dari keberadaan wakaf,” tukasnya.
Terkait dengan sertifikat aset wakaf, Abdul Rozak mengatakan, saat ini terutama di Jawa Timur sedang gencar-gencarnya disosialisasikan.
“Soalnya sertifikasi aset wakaf ini kan modal awal menjamin aset wakaf mempunyai status yang jelas. Dan Alhamdulillah Jawa Timur pada tahun 2022 kemarin, termasuk nomor dua dari seluruh Indonesia tentang sertifikasi wakaf. Mudah-mudahan tahun ini Jawa Timur termasuk menjadi yang paling utama terkait sertifikasi wakaf,” ungkap Abdul Rozak.
“Karena kami dengan BPN wilayah, antara Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur dengan Badan Pertanahan Wilayah Jawa Timur itu kita sudah MoU untuk mempercepat proses sertifikasi perwakafan di Jawa Timur, dengan NU maupun Muhammadiyah,” sambungnya.
Abdul Rozak mengungkapkan, aset wakaf saat ini di Jawa Timur yang sudah tersertifikasi sudah sekitar 65%.
“Targetnya kalau untuk masjid dan musholla tahun 2024 itu sudah tidak ada lagi yang aset wakafnya belum tersertifikat, itu target dari BPN. Yang paling banyak itu sekarang kan, pesantren, madrasah, masjid, mushola, aset tanahnya. Alhamdulillah sekarang kesadaran untuk mensertifikatkan cukup tinggi juga dan antusias. Maka, pada media tolong bantu juga ini, promosi sertifikasi aset-aset wakaf di Jawa Timur ya, masyarakatkan sebab kalau kita aset wakafnya sudah bersertifikat, InsyaAllah keterjaminan keabadian aset itu bisa dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. (*)
Sumber: