Mojotirto Festival Ke Lima Kembali Digelar, Wujud Syukur atas Keberlimpahan Air di Kota Mojokerto

Prosesi sakral "Larung Tirta Amarta" digelar di bawah Jembatan Rejoto-Foto : Dinas Kominfo Kota Mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Pemkot Mojokerto kembali menggelar Mojotirto Festival ke-5, berlangsung di Taman Bahari Majapahit (TBM), Prajurit Kulon, Sabtu, 22 Maret 2025.
Festival tahunan ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberlimpahan air di Kota Mojokerto dan bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh setiap tanggal 22 Maret.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan, Mojotirto festival merupakan agenda rutin untuk memperingati Hari Air Sedunia sekaligus melestarikan tradisi leluhur.
"Tujuannya, selain untuk memperingati Hari Air Sedunia, juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas nikmat air berlimpah yang mengalir di Kota Mojokerto," ujarnya.
Prosesi larung tirta amarta-Foto : Fio Atmaja-
Dalam festival ini, prosesi sakral "Larung Tirta Amarta" digelar di bawah Jembatan Rejoto, Sungai Ngotok, Prajurit Kulon. Prosesi tersebut melambangkan keberkahan dan persatuan masyarakat.
Air yang dilarung berasal dari tujuh sumber mata air bersejarah, yakni Sumber Gentong (Pacet), Sumber Air Macan, Sumber Air Kalingking, Air Jolotundo di Trawas, Sumber Panguripan, Pakis, Trowulan, dan Sumber Pitulungan Wonosalam, Jombang.
BACA JUGA:Wali Kota Tegaskan Perencanaan yang Baik Memastikan Pembangunan Dilakukan Terarah dan Efisien
BACA JUGA:Jelang Lebaran, DPC KSPSI Mojokerto Dorong Kepatuhan Pengusaha Terhadap Aturan THR
Menurutnya, sumber-sumber tersebut diambil sebagai simbol syukur atas keberadaan mata air yang memberikan kehidupan bagi masyarakat.
Selain itu, festival ini juga menggelar ritual "Umbul Dungo", tradisi leluhur yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Maret sebagai doa memohon keselamatan dan keberkahan.
Wali Kota Mojokerto bersama Sekdaprov Jatim Adhy Karyono-Foto : Fio Atmaja-
Tahun ini, Mojotirto festival bertepatan dengan bulan suci Ramadan, sehingga euforia dalam bentuk seni budaya sedikit berkurang, namun tidak mengurangi esensi dari perayaan Mojotirto atau Umbul Dungo ini.
"Meski perayaan seni budaya tahun ini sedikit berkurang karena Ramadan, esensi dari perayaan Mojotirto atau Umbul Dungo tetap berlangsung," ungkapnya.
Sumber: