Pasar Semeru Kota Mojokerto, Mati Segan Hidup Tak mau

Pasar Semeru Kota Mojokerto, mati segan hidup tak mau-Foto : Elsa Fifajanti-
Mojokerto, diswaymojokerto.id – Sebuah pasar dengan konsep modern, berdiri megah di sebelah barat Jalan Semeru, masuk di wilayah kelurahan Balongsari kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
Pasar yang diresmikan penggunaannya pada 15 Februari 2025 lalu tak menunjukkan kehidupan layaknya sebuah ‘pasar’. Padahal, segala fasilitas pendukung, mulai kamar mandi, mushola, bahkan tempat untuk ibu yang sedang memberikan Asi sudah siap untuk digunakan.
Ibarat perumpamaan, Pasar Semeru bagai ‘’Hidup Segan Mati Tak mau’’.
Beberapa pedagang yang telanjur menyewa stand di Pasar Semeru mengeluhkan sepinya pembeli di pasar tersebut.
Berbagai kegiatan sengaja digelar di pasar tersebut, dengan harapan bisa mendatangkan pembeli di hari-hari di luar even kegiatan, namun hasilnya di luar harapan.
‘’Pernah dalam sehari dagangan saya hanya laku 1 kg kerang dan 1 ekor ikab bandeng,’’ kata Tatik salah satu pedagang di lost ikan segar.
Pintu masuk pasar Smeru sisi selatan yang masih tertutup rapat meski pasar sudah dinyatakan beroperasi-Foto : Elsa Fifajanti-
Tatik bercerita, sejak awal dia sama sekali tidak tertarik berdagang di Pasar Semeru, namun karena pemilik Pasar Semeru langsung menghubungi dirinya, akhirnya lebih pada ‘sungkan’. Sehingga dia menyewa satu stand di sana.
Perempuan pengusaha yang juga aktivis salah satu organisasi masyarakat ini berkisah, pernah protes kepada pemilik Pasar Semeru terkait mahalnya sewa stand sementara dagangan tidak laku di Psar itu.
‘’Saya pernah sampaikan ke Pak Rudy (pemilik Pasar Semeru), masyarakat di sekitar sini lebih memilih berbelanja ke pasar Tanjung dibanding ke sini,’’ kata Tatik.
BACA JUGA:Selama Maret-April, Pengadilan Agama Mojokerto Catat 390 Kasus Gugatan Cerai
BACA JUGA:Damkar Mojokerto Evakuasi Handphone Pelajar yang Jatuh di Gorong-gorong
Ia berseloroh di Pasar Tanjung, pembeli bisa langsung berbelanja di atas motor, tanpa harus membayar parkir. Sedangkan di Pasar Semeru, pembeli harus merogoh parkir Rp 3000 dan mobil Rp 5000 sekali masuk ke area Pasar.
‘’Jangan lupa, emak-emak itu terpaut harga Rp 1000 saja pasti memilih yang lebih murah,‘’ kata Tatik. Dengan berseloroh ia berkata, kalau Pasar Tanjung dibongkar atau ada bencana kebakaran, mungkin para pedagang di sana mau pindah ke Pasar Semeru.
Sumber: