Kasus Stunting Kabupaten Mojokerto 87 % Didominasi Pola Makan yang Buruk

Kasus Stunting Kabupaten Mojokerto 87 %  Didominasi Pola Makan yang Buruk

Wakil Bupati Mojokerto M Rozal Oktavian memaparkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto-Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-

Mojokerto, diswaymojokerto.id Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto berhasil menekan angka stunting di wilayahnya. Wakil Bupati Mojokerto M Rizal Oktavian mengatakan angka stunting di Kabupaten Mojokerto berhasil ditekan dari 16,2 persen pada 2023 menjadi 15,3 persen tahun 2024. 

Hal tersebut dikemukakan Wabup Mojokerto saat memaparkan capaian program Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) tahun 2024 di hadapan panelis dari Pemprov Jatim.  Kegiatan digelar secara hybrid di Smart Room Satya Bina Karya Pemkab Mojokerto, Rabu 11 Juni 2025

Acara tersebut juga dihadiri Sekdakab Teguh Gunarko, tim panelis dari Pemprov Jatim, serta perwakilan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dari tingkat kabupaten hingga kecamatan.

Wabup Rizal menjelaskan penyebab utama stunting di Kabupaten Mojokerto masih didominasi oleh pola makan yang mencapai 87%, pola asuh 45%, dan faktor lingkungan seperti sanitasi dan paparan asap rokok sebesar 65%.

"Jadi dari 1 kasus stunting ini bisa penyebabnya ada 2 faktor, jadi tidak hanya 1 penyebab saja," terangnya.


Pemaparan capaian program Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) tahun 2024 di hadapan panelis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. -Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-

Tahun 2026, Pemkab Mojokerto juga menargetkan menurunkan lokasi fokus (lokus) stunting di desa menjadi 19, dimana pada tahun 2025 ada 25 lokus stunting se-Kabupaten Mojokerto.

Wabup Rizal juga menjelaskan, pendanaan program penurunan stunting juga meningkat signifikan. Selain bersumber dari APBD dan APBN, Kabupaten Mojokerto juga memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan non-fisik, serta dukungan CSR dari perusahaan swasta.

"Dari pemetaan perangkat daerah mengaku stunting ada peningkatan jumlah anggaran dari tahun 2021-2024," ujar Rizal

BACA JUGA:Harga Komoditas Turun, IFH Kabupaten Mojokerto Mei 2025 Tercatat -0,41 Persen

Dalam upaya menurunkan angka stunting diwilayahnya, Pemkab Mojokerto juga menjalin beberapa komitmen di antaranya adalah MoU dengan 18 Kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto.

MoU tersebut terkait pendampingan calon pengantin, serta kerja sama dengan STIKES Majapahit, STIKES Dian Husada, dan UBS PPNI untuk intervensi kesehatan.

Pemkab Mojokerto juga mengembangkan dua aplikasi pendukung yakni e-Stunting dan KERISMOJO. Aplikasi ini mencatat data penimbangan balita, laporan kegiatan TPPS, hingga realisasi anggaran dan dukungan CSR.


Acara pemaparan stunting juga dihadiri Sekda Kab dan kepala OPD terkait-Foto : Kominfo Pemkab Mojokerto-

Sumber:

b