Tinjau Penanganan Banjir di 3 Sungai di Kediri, Tim TKPSDA WS Brantas Lanjutkan Evaluasi

Sabtu 09-11-2024,16:10 WIB
Reporter : Andung
Editor : Andung

 

Kediri, DDiswaymojokerto.idiswaymojokerto.id -   Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas (TKPSDA WS Brantas) meninjau penanganan oengendalian banjir di 3 sungai di Kabupaten Kediri. Langkah itu dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan rekomendasi yang dilakukan pada 2022 lalu.

Peninjauan lokasi penanganan tersebut dilakukan Komisi Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas sekaligus untuk monitoring dan evaluasi capaian kegiatan yang sudah dilakukan berdasarkan rekomendasi diberikan. ‘’Rekomendasi tersebut kami buat dan kami ajukan karena di Kediri terjadi perubahan status dan fungsi lahan karena pembangunan bandara di Kediri,’’ kata Ketua Komisi Daya Rusak Air TKSPDA WS Brantas, Dr Susianto, S.H., M.Si, CLA, Jumat, 8/11/2024.


Tim Pengendali Daya Rusak Air TKJPSDA WS Brantas meninjau Sungai Bendokrosok untuk evaluasi program pengendalian banjir kawasan hilir Bandara Kediri yang direkomendasi pada tahun 2022-andung - disway mojokerto-

Ke 3 sungai yang ditinjau adalah Sungai Bdendungkrosok, Sungai Hardisingat, dan Sungai Kolokoso, yang sNgablak, Kecamatan Banyakan. Di lokasi ini, sungai terjadi sedimentasi dan kekeringan, dengan kondisi beberapa titik tanggul longsor. Bahkan dam di dekat Jembatan Ngablak juga terlihat rusak dan tanggul di beberapa titik lokasi mengalami longsor.

Menurut Edi Winarko, Kepala UPT PUPR Kabupaten Kediri, areal sawah di sekitar Sungai Bendokrosok sering meluap sehingga terjadi banjir dan menggenangi sawah di sekitar aliran sungai. ‘’Kalau gerjadi hujan di hulu, sawah di sini terkena limpasan air, karena di sini ada titik temu aliran sungai Bendokrosok dan Sungai Bendomungal,’’ katanya.

BACA JUGA:Bantuan Air Bersih untuk Empat Desa Terdampak Kekeringan di Mojokerto Berakhir

BACA JUGA:Tinjau proyek Pengendali Banjir Kali Gunting, TKPSDA WS Brantas Bahas Tindak Lanjut Programnya

Banjir yang tiap kali terjadi itulah yang kemudian menjadi perhatian Komisi Daya Rusak Air WS Brantas dan menjadi prioritas penanganan. Apalagi saat itu ada alih fungsi lahan karena digunakan sebagai area Bandara Kediri.

Pada kegiatan monitoring dan evaluasi Komisi Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas yang berlangsung selama 2 hari di wilayah Kabupaten Kediri tersebut, hari pertama dilakukan peninjauan 3 aliran sungai yang direkomendasikan penanganannya pada tahun 2022 lalu. ‘’Saat ini kami melakukan monitoring dan evaluasi sampai sejauh mana pelaksanaan program yang kami rekoendasikan pada tahun 2022 lalu,’’ tambah Susianto.

Peninjauan pertama dilakukan di Sungai Bendokrosok di Desa Ngablak, Kecamatan Banyakan. Kondisi sungai ini kering dengan kondisi tanggul rusak di beberapa titik lokasi. Di titik lainnya, dekat pertemuan Sungai Bendokrosok dan Sungai Bendomungal sudah dibangun bronjong.


Sedimentasi Sungai Hardisingat yang menjadi bagian dari program pengendali banjir kawasan hilir Bandara Kediri, juga menjadi perhatian Tim Komisi Pengendali Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas-TKPSDA WS Brantas for Disway Mojokerto-

Selain itu, tim juga mendapati tumpukan sampah di bawah Jembatan Ngablak, Kecamatan Banyakan. Usai meninjau sungai Bendokrosok, Komisi Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas meninjau kondisi Sungai Hardisingat di Desa Sumberejo, Kecamatan Grogol.

BACA JUGA:Bantuan Air Bersih untuk Empat Desa Terdampak Kekeringan di Mojokerto Berakhir

Di sungai ini didapati sedimentasi cukup tinggi di depan jaringan irigasi Sumberejo I. Usai meninjau kondisi Sungai Hardisingat, rombongan kemudian menuju Sungai Kolokoso di Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan.

Di Sungai Kolokoso, Komisi Pengendali Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas meninjau pembangunan pengendali banjir Kawasan Hilir Bandara Kediri di Sungai Kolokoso di Desa Kaliboto. Di lokasi ini, rombongan mendapat penjelasan dari Mukhlis, selaku PPK Pembangunan Pengendali Banjir Kawasan Hilir Bandara Kediri.

Dijelaskan, Pembangunan Pengendali Banjir Kawasan Hilir Bandara Kediri dilakukan untuk merehabilitasi dan menormalisasi sungai Kalikoso. ‘’Ini untuk pennagnan banjir dan longsoran tebing sungai,’’ katanya.


Penanganan pengendali banjir kawasan hilir Bandara Kediri di Sungai Kolokoso yang ditinjau Tim Pengendali Daya Rusak Air TKPSDA WS Brantas-TKPSDA WS Brantas for Disway Mojokerto-

Penanganan banjir dengan normalisasi dilakukan dengan pemasangan penahan tebing, parapet dan revetment. Disebutkan pada awalnya ada kendala dari sebgian warga yang menolak pemasangan tabing sungai. Namun setelah melihat hasil pemasangannya, warga yang awalnya menolak justru minta dibangunkan di wilayahnya.

Secara keseluruhan pencapaian pembangunan pengendali banjir Kawasan hilir Bandara Kediri di Sungai Kolokoso, untuk kegiatan nornmalisasi sepanjang 8,5 km sudah dilakukan 100%. Sedangkan pengendali banjir yang direncanakan di 22 titik lokasi, sudah dicapai 74%, berupa pemasangan L Gutter, Parapet, revetment, dan bronjong.


Tim Komisi Pengendali Daya Rusak TKPSDA WS Brantas di lokasi pembangunan pengendali banjir kawasan hilir Bandara Kediri di SUngai Kolokoso-TKPSDA WS Brantas for Disway Mojokerto-

Dari hasil peninjauan tersebut, Tim {engendali Dayar Rusak Air TKPSDA WS Brantas kemudian melakukan evaluasi sebagai laporan dan rekomendasi untuk kegiatan berikutnya. ‘’Dari hasil monev ini nanti kami akan berikan beberapa catatan untuk ditindaklanjuti,’’ tutur Susianto.

Kategori :