Trawas Heritage Festival, Ngunduh Wohing Patirtan, Bupati Mojokerto Bagikan Bibit Bambu
Bupati Mojokerto dr Ikfina Fatmawati, M.Si memberikan bibit tanaman bambu yang sudah disiram air penyatuan 18 mata air-Andung - disway mojokerto-
Mojokerto, mojokerto.disway.id - Puncak acara Trawas Heritage Festival, Rabu, 6/3/24, dilakukan dengan memberikan bibit bambu untuk ditanam di seluruh kecamatan se Kabupaten Mojokerto. Acara yang dilaksankaan di Paseban Agung, Desa Trawas, Kecamatan Trawas itu juga dimeriahkan seni Bantengan.
Pada acara tersebut, Bupati Mojokerto, dr Ikfina, M.Si membagikan bibit bambu kepada para camat di Kabupaten Mojokerto. Sebelum dibagikan, bibit bambu tersebut disiram air yang berasal dari 18 mata air yang ada di 18 kecamatan.
Bupati Mojokerto dr Ikfina Fatmawati, M.Si dalam Trawas Heritage Festival Ngundhuh Wohing Patirtan-Andung - disway mojokerto-
Acara yang diberi titel Ngundhuh Wohing Patirtan tersebut diawali dengan pengumpulan air dari 18 mata air. ‘’Masing-masing camat mengumpulkan air yang diambil dari wilayah kecamatan,’’ kata Wahyu Satrio Aulia, Ketua Panitia Trawas Heritage Festival.
Air dari 18 mata air tersebut lalu dikumpulkan untuk disiramkan ke bibit bambu yang akan ditanam di tiap wilayah kecamatan. Penanaman bambu tersebut, katanya, sebagai upaya penyelamatan mata air.
Bupati Mojokerto dr Ikfina Fatmawati, M.Si, mengatakan, Ngundhuh Wohing Patirtan dalam rangka peringatan Hari Air Sedunia tersebut juga sebagai upaya melestarikan dan menjaga tradisi budaya. ‘’Juga menumbuhkan rasa cinta kepada kearifan lokal. Ini merupakan tugas Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan masyarakat Kabupaten Mojokerto,’’ katanya.
Lebih lanjut Ikfina mengajak masyarakat bersama-sama melestarikan dan menjaga budaya dan mata air. ‘’Kegiatan ini akan dilaksanakan tiap tahun untuk menjaga budaya dan melestarikan alam,’’ tambahnya.
Penyiraman bibit tanaman bambu dengan air penyatuan dari 18 mata air di 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto-Andung - disway mojokerto-
‘’Menjaga dan melestarikan tanaman yang tumbuh di sekitar kita serta mencegah kerusakan alam,’’ sahutnya.
Usai penyerahan bibit bambu, kepada wartawan, Ikfina menegaskan bahwa pihaknya bersyukur Kabupaten Mojokerto mempunyai banyak sumber air. ‘’Berarti Kabupaten Mojokerto juga memiliki daerah-daerah resapan air,’’ katanya.
Wilayah catchment area (tangkapan atau resapan) air tersebut harus dijaga. Makin banyak daerah resapan air akan makin banyak mata air yang bisa dijaga.
‘’Pada akhirnya sumber-sumber air tersebut akan mengalir sampai wilayah di bawah, dan digunakan serta dimanfaatkan banyak orang, termasuk Surabaya dan daerah lain yang memanfaatkan air Sungai Brantas yang airnya sebagian berasal dari wilayah Mojokerto,’’ sahutnya.
Pihaknya merasa bersyukur di daerah Pacet dan Trawas banyak warga yang memelihara kebiasaan merawat dan melestarikan sumber air. Tiap menjelang Bulan Ramadan, selalu mengadakan kegiatan melestarikan dan memelihara.
‘’Tradisi tiap Ruwah ini merupakan bentuk rasa syukur dan meminta kepada Allah agar mata air di wilayahnya terus lestari dan mengairi sawah dan seluruh tanaman sebagai sumber kehidupan kita semua,’’ tuturnya.
Pihaknya sebagai kepala daerah juga terus berupaya menjaga dan melestarikan kegiatan tersebut melalui Dinas Budaya, Pemuda Olahraga, dan Pariwisata. Acara yang merupakan agenda tahunan, mengumpulkan semua mata air sekaligus memohon kepada Yang Maha Kuasa agar mata air tersebut terus menjadi sumber air untuk kita semua.
BACA JUGA:Trawas Heritage Festival, Tanam 2024 Bambu dalam Rangka Hari Air Sedunia
Dalam acara Ngundhuh Wohing Patirtan disebutkan bahwa tanaman yang diberikan untuk ditanam adalah bambu. ‘’Karena bambu merupakan tanaman punya kemampuan luar biasa menyimpan air,’’ paparnya.
Pihaknya memberikan bibit bambu kepada para camat sebagai bentuk pengukuhan dan tanggung jawab sebagai pemimpin di wilayah masing-masing untuk menjaga mata air. ‘’Para camat harus bertanggungjawab agar seluruh mata air di wilayahnya lestari,’’ tegasnya. (*)
Sumber: