Forum Santri Mojokerto Sampaikan Aspirasi ke Bupati Soal Tayangan Trans7

Forum Santri dan Alumni Pesantren Kabupaten Mojokerto menyampaikan aspirasi kepada Bupati Mojokerto.-Foto : Istimewa-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id - Forum Santri dan Alumni Pesantren Kabupaten Mojokerto menyampaikan aspirasi kepada Bupati Mojokerto terkait tayangan program Xpose di stasiun televisi Trans7 yang dinilai mencederai marwah pesantren dan kiai.
Para santri menilai tayangan tersebut menimbulkan keresahan dan berpotensi menimbulkan salah tafsir publik terhadap peran pesantren dalam membina moral bangsa.
Pertemuan berlangsung hangat dan penuh nuansa keilmuan. Acara ini dihadiri berbagai perwakilan alumni pesantren, termasuk Himpunan Santri dan Alumni Lirboyo (Himasal) serta sejumlah pengasuh pondok pesantren di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Dalam kesempatan itu, para santri dan alumni secara tegas menyampaikan keprihatinan mereka terhadap tayangan televisi tersebut.
Dalam penyampaiannya, para santri dan alumni menegaskan bahwa tayangan tersebut tidak hanya menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat pesantren, tetapi juga berpotensi menimbulkan salah tafsir publik terhadap peran pesantren dalam membina moral bangsa.
BACA JUGA:Pertanian Komunal Trawas Jadi Model Kemandirian Ekonomi Mojokerto
BACA JUGA:Pemkab Jember Raih Best Marketing Campaign di Ajang East Java Tourism Marketing Award 2025
“Kami datang membawa aspirasi dari hati para santri dan alumni pesantren. Tayangan semacam itu jelas mencederai marwah pesantren dan para kiai. Kami berharap pemerintah daerah bisa turut menyuarakan kegelisahan ini kepada pihak berwenang,” ujar perwakilan Himasal Kabupaten Mojokerto, Zamroni Ahmad, Kamis, 16 Oktober 2025.
Senada, pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdliyah Sooko, KH Moh Nizar mengatakan, kritik terhadap lembaga keagamaan boleh saja, namun harus disampaikan dengan adab dan tanggung jawab moral.
“Pesantren itu benteng akhlak dan pusat peradaban Islam di Nusantara. Jangan sampai media justru menodai lembaga yang telah berjasa besar membangun karakter bangsa. Kami berharap ada permintaan maaf terbuka dari pihak Trans7,” tegasnya.
Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra atau Gus Barra, yang dikenal dekat dengan kalangan santri, menyatakan dukungannya. Ia menilai konten siaran seharusnya berpedoman pada kode etik jurnalistik.
BACA JUGA:PT Sun Paper Source Mojokerto Sepakati Program Air Bersih untuk Warga sekitar Pabrik
BACA JUGA:Hingga September 2025, Di Pemkot Mojokerto Masih Terdapat 170 Balita Stunting
“Saya memahami sepenuhnya kegelisahan para santri dan kiai. Saya juga prihatin, konten yang tayang seharusnya memenuhi kode etik jurnalistik. Pemkab siap menyalurkan aspirasi ini kepada lembaga terkait agar persoalan ini mendapat tindak lanjut yang proporsional,” katanya.
Sumber: