Dibalik Kemegahannya, Candi Gapura Banjang Ratu menyimpan Mitos Mengerikan

Dibalik Kemegahannya, Candi Gapura Banjang Ratu menyimpan Mitos Mengerikan

Dibalik Kemegahannya, Candi Gapura Bajang Ratu ternyata menyimpan mitos mengerikan. -(Foto : Fio Atmaja)-

Mojokerto, mojokerto.disway.id - Candi Gapura Bajang Ratu terletak di Dusun Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini ternyata menyimpan mitos di sekitar masyarakat, yakni jika melewati Gapura akan bernasib buruk.

Pengertian Gapura Bajang Ratu mempunyai arti "Bajang" berarti kecil "Ratu" berarti ratu atau raja. Bangunan ini ditujukan untuk Raja Jaya Negara sebagai penghormatan.

Bangunan ini diperkirakan berdiri sekitar abad ke 13-14 M tepatnya pada tahun 1340 M dan dibangun pada masa Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Juru pemelihara selaku juru kunci Candi Gapura Bajang Ratu, Sopo Nyono menjelaskan sejarah singkat dari gapura Bajang Ratu, bangunan ini digunakan sebagai "pendarmaan" atau sebagai pintu masuk menuju bangunan atau tempat suci sebagai bentuk untuk memperingati wafatnya Raja Jaya Negara yang diperkuat dengan relief "Sri Tanjung" dan "Garuda" berarti pelepasan.

Baca Juga: Candi Wayang di Gunung Gajah Mungkur, Pesona Seni dan Sejarah Mojokerto


"Dibalik kemegahan dan keindahan gapura ini beredar mitos di masyarakat mengenai larangan untuk tidak masuk atau mencoba melewati gapura tersebut," terang Nyono, Senin (9/10/2023).

Menurutnya, jika seseorang memiliki cita-cita atau memiliki impian akan gagal atau bernasib buruk ketika melewati pintu Gapura Bajang Ratu.

"Bukan hanya masyarakat umum saja, bahkan para pejabat pemerintah dilarang masuk atau melewati gerbang candi. Bila dilanggar akan bernasib buruk," katanya.

Diketahui, Raja Jaya Negara sendiri pada saat penobatannya menjadi seorang Raja masih kecil dan meninggal pada usia yang belum lanjut. Bangunan yang berbentuk segi empat ini berukuran 16,5 m untuk ketinggiannya dan lebar 11 m dan berbentuk "paduraksa".

Baca Juga: Candi Kesiman Tengah, Situs Peninggalan Majapahit Berdiri Kokoh di Lahan Persawahan


Gapura ini bercorak hindu dan memiliki tiga bagian yaitu kaki, tubuh, dan atap. Setiap bagian memiliki relief-relief berfungsi dan bertujuan sebagai pelindung atau marabahaya seperti relief matahari, relief kepala garuda, kepala kala diapit singa, dan relief bermata satu atau monocle cyclope.

Wisatawan bisa masuk ke area candi ini. Harga tiket masuk ditawarkan sangat terjangkau, dewasa Rp 3.000, anak - anak Rp 1.500. Situs cagar budaya ini buka setiap hari dari pukul 08:00 sampai 15:00 WIB.

Sumber:

b