Milad Perpenca 2025, Bupati Jember Tolak Penggunaan Istilah Disabilitas, Tegaskan Komitmen Kesetaraan

Milad Perpenca 2025,  Bupati Jember Tolak Penggunaan Istilah Disabilitas, Tegaskan Komitmen Kesetaraan

Bupati Jember M Fawait memberikan sambutan-Foto : Kominfo Kabupaten Jember-

Jember, diswaymojokerto.id - Peringatan Milad Persatuan Penyandang Disabilitas dan Center Advokasi (Perpenca) yang ke 22, diselenggarakan di Alun-Alun Nusantara pada Minggu, 13 Juli 2025. 

Acara dengan tema “Bergerak untuk Disabilitas”, yang dihadiri Bupati Jember, Muhammad Fawait, itu juga dimeriahkan dengan aneka lomba, seperti menggambar, serta pembacaan Deklarasi Setya Mantera (Setara - Berdaya - Mandiri - Sejahtera).

Mengawali rangkaian acara, kelompok seni SLB Harapan Pelangi serta komunitas Tanoker Minggu Ceria, menampilkan tari dan musik. 

Kegiatan ini ditutup dengan seremoni simbolis penyerahan dokumen kependudukan (KTP) kepada penyandang disabilitas sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik yang inklusif.


Pembacaan Deklarasi Setya Mantera (Setara - Berdaya - Mandiri - Sejahtera)-Foto : Kominfo Kabupaten Jember-

Bupati Jember Muhammad Fawait yang hadir pada acara itu,  menyampaikan komitmen pemerintah daerah untuk memberikan hak dan akses yang setara kepada seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas.

"Kami sadar bahwa saudara-saudara kami, kaum disabilitas, tidak meminta dikasihani, tetapi meminta diberikan hak yang sama untuk membangun Republik Indonesia," tegas Bupati Fawait.

BACA JUGA:Pembangunan Ruang Kuliah Bersama Universitas dr Soebandi Jember Resmi Dimulai

BACA JUGA:Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78, Bupati Jember Ajak Bangkitkan Koperasi

Bupati Fawait juga menyoroti pentingnya pendidikan sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan yang masih menjadi tantangan besar di Kabupaten Jember.


Kelompok seni SLB Harapan Pelangi serta komunitas Tanoker Minggu Ceria, menampilkan tari dan musik. -Foto : Kominfo Kabupaten Jember-

“Tidak ada jalan paling efektif untuk mengurai kemiskinan kecuali lewat jalur ilmu pengetahuan. Karena itu, kami menargetkan dalam lima tahun ke depan minimal 20.000 anak-anak Jember akan kami kuliahkan gratis, termasuk dari kalangan penyandang disabilitas,” ucapnya

Dalam kesempatan itu, Bupati juga menolak penggunaan istilah "disabilitas" atau "tidak mampu", dan mengusulkan istilah “kekhususan” untuk menggambarkan keunikan dan potensi luar biasa yang dimiliki saudara-saudara berkebutuhan khusus.

BACA JUGA:TPK Hotel di Mojokerto 2025 Naik Signifikan, Namun Lama Menginap Menurun

Sumber:

b