Proyek MEWLAFOR, Kabupaten Mojokerto dapat Hibah Tanam Pohon 250 Hektar
Kick Off Proyek MEWLAFOR di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto bersama Dirjen PDASRH KLHK, UNIDO, Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Aliansi Air Majapawitra, dan masyarakat penerima program tanam pohon d-andung - disway mojokerto-
Mojokerto, Diswaymojokerto.id – Kabupaten Mojokerto dapat hibah berupa tanam pohon seluas 250 hektar dan tanam bamboo 133 hektar. Hibah itu berasal dari Global Environment Facilites 7 melalui proyek Mewlafor (Maintaining Enhance Water Yield Land and Forest Rehabilitation (MEWLAFOR).
Proyek MEWLAFOR ini dijalankan melalui KLHK setelah diusulkan bersama antara Unitred Nations Industrial Development Organization (UNIDO), KLHK, dan Aliansi Air Majapawitra. Proyek MEWLAFOR mulai dijalankan bulan Juni 2024 diawali dengan petemuan dan koordinasi tim Proyek MEWLAFOR KLHK, dengan Sekda Kab Mojokerto, Teguh Gunarko, dan jajaran OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Mojokerto yang terkait dengan proyek tersebut, diantaranya, Bappeda, DLH, PUPR, Dikbud, PPLH Seloliman, Aliansi Air Majapawitra, WeHasta, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari, dan beberapa pihak terkait.
Saat itu dijelaskan mengenai Proyek MEWLAFOR yang akan dijalankan di Kabupaten Mojokerto dan rencana kegiatannya. Setelah itu dilakukan identifikasi lahan dan lokasi yang akan menjadi sasaran kegiatan proyek yang menggunakan skema swakelola 1 dan 3, dan siapa yang akan menjalankan program itu di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Kick Off Proyek MEWLAFOR di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas oleh Dirjen Dirjen PDASRH KLHK, Ir Dyah Murtiningsih, M.Hum bersama para anggota KTH, staf dan perwakilan UNIDO, Kepala DLH Kabupaten Mojokerto, Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Aliansi Air M-andung - disway mojokerto-
Menurut Ir Sutisna, selaku Regional Fasilitator Mojokerto untuk Proyek MEWLAFOR, ada 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang menjadi sasaran kegiatan tersebut. Ke 7 wilayah kecamatan tersebut antara lain, Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Gondang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Trawas, Kecamatan Kutorejo, Kecamatan Pungging, dan Kecamatan Ngoro.
BACA JUGA:Bermain Bola di Tengah Rintik Hujan, Aditya Meninggal Dunia Tersengat Listrik Tiang Penerangan Jalan
Di 7 wilayah kecamatan tersebut mendapat Proyek MEWLAFOR untuk tabnam pohon seluas 250 hektar. Selain itu juga untuk tanam bambu seluas 133 hektar untuk program tanam pohon di kanan kiri sungai.
‘’Kami melibatkan teman-teman dari KTH (Kelompok Tani Hutan), dan kelompok tani di wilayah kanan kiri sungai,’’ katanya.
Sedangkan untuk tim pendamping, selain melibatkan tim dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Brantas, juga melibatkan tim dari Cabang Dinas Kehutanan, masyarakat, dan tim Aliansi Air Majapawitra. Tim pendamping bertugas selain mendampingi juga mengarahkan sekaligus mengawasi dan mengarahkan para anggota KTH penerima Proyek MEWLAFOR untuk menjalankan program yang sudah disepakati dan ditetapkan.
‘’Saya mendapat tugas mendampingi teman-teman dari KTH ALAS di wilayah Trawas yang melakukan kegiatan Proyek MEWLAFOR di wlyahah Perhutanan Sosial yang dikerjakan KTH ALAS,’’ kata Saiful Rahmadani, anggota Aliansi Air yang menjadi tim pendamping KTH ALAS, Senin, 6/1/25.
Progres penanaman pohon Proyek MEWLAFOR dilaporkan kepada Fasilitator Regional Proyek MEWLAFOR di Hotel Royal Trawas, diikuti seluruh kelompok tani yang masuk dalam Proyek MEWLAFOR-andung - disway mojokerto-
Kegiatan Proyek MEWLAFOR saat ini sudah pada tahap penanaman bibit dan penilaian penanaman yang sudah dilakukan masing-masing KTH. Laporan akumulasi pelaksanaan penanaman dilakukan di Hotel Royal Trawas, 27/12/24.
BACA JUGA:Kafe Favorit Gen Z dan Kaum Milenial di Kota Mojokerto, ‘’Toko Kopi Bersaudara’’ Mendadak Tutup.
Sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi mengenai Proyek MEWLAFOR kepada kepala desa di 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Dari hasil sosialisasi tersebut, diperoleh data wilayah untuk tanam pohon di wilayah hutan dan tanam bambu di kanan kiri sungai.
Penanaman pohon dilakukan di wilayah hutan dan kanan kiri sungai sesuai dengan program Proyek MEWALFOR untuk mempertahankan peningkatan hasil air melalui rehabilitasi lahan dan hutan.
Dari hasil sosialisasi tersebut kemudian diperoleh data sebagan besar dari KTH dan sebagian kecil wilayah non KTH. Untuk program tanam pohon dilakukan di lahan seluas 251 hektar dan tanam bambu di lahan seluas 133 hektar.
Para penerima Proyek MEWLAFOR dalam peningkatan kapasitas kelompok tani pelaksana RHL Proyek MEWLAFOR-andung - disway mojokerto-
Untuk lahan seluas 250 hektar untuk program agroforestri Proyek MEWLAFOR ditanami pohon dengan berbagai komoditas. Diantaranya pohon Alpukat, Durian, Duku, Petai, Mangga,dan beberapa bibit lainnya.
BACA JUGA:Video Sekelompok Begal Bersenjata Rampas Motor Remaja di Mojokerto Menjadi Viral
Penatapan lokasi lahan Proyek MEWLAFOR dilakukan sekaligus menggunakan geotagging sehingga bisa diketahui secara persis lokasi tanam yang dilakukan. Bahkan dalam laporan penanaman juga dilakukan dengan menyertakan foto yang mencantumkan posisi dengan lokasi geotagging.
‘’Sehingga tiap bibit yang ditanam akan diketahui posisi dan lokasi tanamnya. Ini yang akan dilaporkan dalam Proyek MEWLAFOR,’’ tambah Ir Sutisna.
Sumber: